Yang membuat kisah ini makin menarik, warganet langsung mengaitkan peristiwa itu dengan pejabat setempat. Tak sedikit yang menandai akun media sosial Kapolres Gowa, AKBP Muhammad Aldy Sulaiman.
“Halo @Kapolres_gowa, minta tolong,” tulis salah seorang warganet.
Respon cepat pun datang. Aldy menuliskan janji akan menemui kedua bocah itu.
“InsyaAllah akan abang undang ke ruang kerja di Polres Gowa,” tulisnya singkat, namun penuh arti.
Kisah Syamsul dan Aidil lebih dari sekadar tontonan di layar gawai. Ia menyentil nurani banyak orang bahwa di balik perayaan megah kemerdekaan, masih ada anak-anak yang berjuang dalam keterbatasan.
Tangan mungil mereka yang sibuk mengumpulkan sisa kue adalah simbol dari kehidupan yang sederhana, namun penuh keteguhan.
Video itu mungkin akan meredup seiring berjalannya waktu, tetapi pesan yang ditinggalkan tetap kuat, kemerdekaan belum sepenuhnya merata dirasakan oleh semua anak negeri.
Dan di tengah riuh peringatan kemerdekaan, kisah dua bocah itu mengajarkan arti lain dari merdeka, ketika tak seorang pun harus berebut sisa untuk sekadar bisa membawa pulang makanan ke rumah. (AR)