GOWA, SULSEL – Di tengah gegap gempita peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia di Lapangan Hasanuddin, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu (17/8/2025), sebuah momen sederhana justru menjadi sorotan jutaan pasang mata.
Bukan deretan pejabat, bukan pula kemegahan upacara, melainkan rekaman video dua bocah kecil yang sibuk memunguti sisa makanan di bawah kursi tamu undangan.
Mereka tampak membawa kantong kresek hitam, membuka kotak-kotak makan yang ditinggalkan, dan mengumpulkan kue yang masih tersisa.
Para tamu yang lalu-lalang seolah tak menggubris. Namun, kamera warganet merekam semuanya.
Tak butuh waktu lama, video itu viral. Dalam hitungan jam, ia menyebar ke berbagai platform media sosial, ditonton lebih dari 10 juta kali, dan menyulut komentar haru bercampur geram.
Dua bocah itu bernama Syamsul (7) dan Muh Aidil. Kehidupan mereka jauh dari sorotan, terhimpit dalam rumah semi permanen yang mungil di Kecamatan Somba Opu.
Syamsul tinggal bersama ayahnya, Dorra Dg Ngempo (52), dan ibunya, Syarifah Dg Lebang (48).
Sang ayah dan ibu hanyalah pedagang sayur kelor di pasar-pasar tradisional, penghasilan yang kadang cukup untuk dapur, kadang juga tidak.
“Dia jalan kaki ke lapangan. Itu kue yang dikumpulkan dibawa pulang, untuk orang di rumah,” tutur Mila (18), kakak Syamsul, dengan suara lirih.
Ia sendiri mengaku terkejut melihat video adiknya ramai dibicarakan publik.
“Saya kaget pas lihat videonya ada di Facebook, Instagram. Ternyata viral sekali,” katanya.
Yang membuat kisah ini makin menarik, warganet langsung mengaitkan peristiwa itu dengan pejabat setempat. Tak sedikit yang menandai akun media sosial Kapolres Gowa, AKBP Muhammad Aldy Sulaiman.
“Halo @Kapolres_gowa, minta tolong,” tulis salah seorang warganet.
Respon cepat pun datang. Aldy menuliskan janji akan menemui kedua bocah itu.
“InsyaAllah akan abang undang ke ruang kerja di Polres Gowa,” tulisnya singkat, namun penuh arti.
Kisah Syamsul dan Aidil lebih dari sekadar tontonan di layar gawai. Ia menyentil nurani banyak orang bahwa di balik perayaan megah kemerdekaan, masih ada anak-anak yang berjuang dalam keterbatasan.
Tangan mungil mereka yang sibuk mengumpulkan sisa kue adalah simbol dari kehidupan yang sederhana, namun penuh keteguhan.
Video itu mungkin akan meredup seiring berjalannya waktu, tetapi pesan yang ditinggalkan tetap kuat, kemerdekaan belum sepenuhnya merata dirasakan oleh semua anak negeri.
Dan di tengah riuh peringatan kemerdekaan, kisah dua bocah itu mengajarkan arti lain dari merdeka, ketika tak seorang pun harus berebut sisa untuk sekadar bisa membawa pulang makanan ke rumah. (AR)