Sementara di hilir, BULOG diminta memperbanyak penyaluran beras SPHP dan menambah pasokan minyak goreng Minyak Kita.

Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Wahyu Purnama, memaparkan komoditas utama penyumbang inflasi hingga Agustus adalah beras, ikan bolu, ikan layang, ikan cakalang, dan tomat.

BI merekomendasikan beberapa langkah cepat untuk pengendalian inflasi, seperti penyaluran beras SPHP secara masif melalui berbagai kanal, pelaksanaan GPM yang fokus pada komoditas inflasi, serta perluasan gerakan tanam bawang merah, rica, dan tomat (barito).

Langkah lainnya adalah optimalisasi cold storage dengan melibatkan BUMD dan pemanfaatan mesin D’Ozone untuk memperpanjang masa simpan produk hortikultura.

“Langkah cepat ini penting untuk menjaga pasokan, memperlancar distribusi, dan menekan tekanan harga, sehingga inflasi pangan dapat dikendalikan secara berkelanjutan,” jelas Wahyu.

BI mencatat Sulsel tidak hanya mampu menjaga pasokan pangan untuk wilayah sendiri, tetapi juga berkontribusi memasok provinsi lain, termasuk Papua.

Kolaborasi antar-TPID Zona 3 dinilai kunci untuk menekan inflasi secara konsisten dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

“Kita optimis arahan dan rekomendasi ini dapat ditindaklanjuti seluruh kabupaten untuk mewujudkan stabilitas harga dan kesejahteraan masyarakat,” tutup Jufri Rahman. (HL)