Selain itu, DLH akan menggulirkan sebanyak 10 ribu eco enzyme, 100 ribu biopori, dan 20 ribu maggot sebagai solusi pengolahan sampah organik.
Seluruh program ini rencananya akan berjalan masif mulai anggaran perubahan 2025 dan berlanjut hingga 2026, sebagai langkah nyata menuju target Makassar Bebas Sampah 2029.
“Sejalan dengan target Makassar Bebas Sampah 2029, tahun ini Pemkot menyiapkan sejumlah langkah strategis, mulai dari regulasi, peremajaan armada, hingga inovasi teknologi ramah lingkungan,” tuturnya.
Helmy Budiman menjelaskan bahwa pengelolaan sampah kini mengarah sesuai mandat pemerintah pusat, yakni terbagi ke dalam tiga tahapan, yaitu hulu, media, dan hilir.
Di bagian hulu, Pemkot telah menerbitkan Perwali Nomor 13 Tahun 2025 tentang retribusi persampahan. Selain itu, DLH akan segera mengeluarkan surat edaran mengenai kewajiban pemilahan sampah rumah tangga.
“Ini menjadi pijakan awal agar masyarakat ikut berperan aktif sejak dari sumber sampah,” jelas Helmy.
Armada baru maupun sarana pengolahan sampah ini nantinya akan didistribusikan ke 153 kelurahan dan TPS 3R, bahkan bisa dialokasikan ke kecamatan sesuai kebutuhan di lapangan.
“Semua langkah ini adalah bagian dari strategi besar Pemkot menuju Makassar Bebas Sampah. Kami ingin memastikan masyarakat merasakan perubahan nyata, baik dari sisi layanan pengangkutan, maupun pengelolaan sampah berbasis lingkungan,” terang Helmy.