Menag menekankan bahwa kewajiban untuk mengembangkan keilmuan Islam bukan hanya tanggung jawab UIN atau PTKN, melainkan semua lembaga pendidikan.
“Tidak hanya PTKN atau UIN yang boleh mengembangkan keilmuan Islam, apapun itu demi perkembangan intelektual harus kita dorong,” tuturnya.
Dia juga menambahkan bahwa dengan stabilitas ekonomi dan politik yang dimiliki saat ini, Indonesia merupakan negara yang paling cocok untuk memimpin peradaban Islam modern.
Menag berpendapat bahwa Timur Tengah telah menyelesaikan tugasnya melahirkan Islam dan kini kurang kondusif untuk membangun Baitul Hikmah akibat konflik geopolitik.
“Indonesia memiliki stabilitas ekonomi dan politik yang lebih baik, dengan inflasi terendah di antara negara-negara Muslim dan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Jika kita bisa memanfaatkannya dengan baik, kita pasti akan maju,” tandasnya.
Turut mendampingi Menag dalam acara tersebut, Stafsus Menteri Agama Bunyamin M. Yafid, Rektor UNHAS Jamaluddin Jompa, Rektor UIN Alauddin Makassar Hamdan Juhanis, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Ali Yafid, dan Kepala Kankemenag Maros Muhammad. (HL)