Rastranews.id, Makassar – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengungkapkan mimpinya untuk menghidupkan kembali kejayaan Baitul Hikmah, pusat intelektual pada masa keemasan Islam di kawasan Indonesia Timur.

Menag menilai Makassar dan Bugis memiliki modal historis yang kuat sebagai pusat keilmuan untuk mewujudkan hal tersebut.

Gagasan ini disampaikannya di hadapan civitas academica Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dalam Tabligh Akbar memperingati Dies Natalis ke-69 kampus tersebut.

Menag menyatakan harapannya agar peradaban Islam bangkit dengan menjadikan Makassar sebagai episentrumnya.

“Saya bermimpi sebetulnya, seandainya Darul Hikmah, Baitul Hikmah, bisa hidup kembali di kawasan timur Indonesia ini. Jika kita bisa menjadi episentrum peradaban Islam dunia di masa depan, Makassar akan menjadi sebuah kota yang sangat terkenal,” ujar Menag di Makassar, Sabtu (13/9/25).

Ia mengutip buku Profesor Dennis Lombang yang menyatakan bahwa pada abad ke-14 hingga ke-16, Bugis Makassar telah memiliki keunggulan intelektual di Asia Tenggara.

Bukti kekayaan intelektual tersebut, menurutnya, dapat dilihat dari koleksi manuskrip Bugis Makassar yang terbesar di perpustakaan Leiden, Belanda.

“Jika kita ke perpustakaan di Leiden University sana, kita akan menemukan kavling-kavling yang banyak berisikan manuskrip-manuskrip Bugis. Ini menandakan kita pernah melewati masa yang sangat harum sekali,” tegasnya.

Menag menekankan bahwa kewajiban untuk mengembangkan keilmuan Islam bukan hanya tanggung jawab UIN atau PTKN, melainkan semua lembaga pendidikan.

“Tidak hanya PTKN atau UIN yang boleh mengembangkan keilmuan Islam, apapun itu demi perkembangan intelektual harus kita dorong,” tuturnya.

Dia juga menambahkan bahwa dengan stabilitas ekonomi dan politik yang dimiliki saat ini, Indonesia merupakan negara yang paling cocok untuk memimpin peradaban Islam modern.

Menag berpendapat bahwa Timur Tengah telah menyelesaikan tugasnya melahirkan Islam dan kini kurang kondusif untuk membangun Baitul Hikmah akibat konflik geopolitik.

“Indonesia memiliki stabilitas ekonomi dan politik yang lebih baik, dengan inflasi terendah di antara negara-negara Muslim dan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Jika kita bisa memanfaatkannya dengan baik, kita pasti akan maju,” tandasnya.

Turut mendampingi Menag dalam acara tersebut, Stafsus Menteri Agama Bunyamin M. Yafid, Rektor UNHAS Jamaluddin Jompa, Rektor UIN Alauddin Makassar Hamdan Juhanis, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Ali Yafid, dan Kepala Kankemenag Maros Muhammad. (HL)