Berdasarkan data BPS Gowa, tingkat kemiskinan di kabupaten ini pada 2024 turun menjadi 6,85 persen dari sebelumnya 7,42 persen.

Selain itu, pada Juni–Juli 2025, bantuan beras telah disalurkan kepada 47.184 keluarga, dengan masing-masing menerima 20 kilogram.

“Semua ini adalah bukti bahwa program-program kesejahteraan yang kita jalankan telah berjalan dengan baik di lapangan,” tegas Bupati Husniah.

Meski angka kemiskinan menurun, ia menekankan bahwa tantangan kesejahteraan masih menjadi fokus pemerintah.

Oleh karena itu, Pemkab Gowa tidak hanya mengandalkan bantuan tunai, tetapi juga memperkuat validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan mendorong graduasi bagi penerima manfaat.

“Menanggulangi kemiskinan tidak cukup hanya dengan bantuan tunai. Pemkab Gowa menerapkan tiga strategi utama, yaitu mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin melalui bantuan pangan, pendidikan, dan kesehatan,” jelasnya.

Bupati juga mengingatkan penerima manfaat untuk memanfaatkan bantuan dengan baik. “Jangan sampai kartu digadaikan atau digunakan untuk hal yang tidak tepat seperti judi online. Bantuan ini sangat terbatas, hanya untuk yang benar-benar membutuhkan,” pesannya.

Salah satu penerima, Rahmawati dari Desa Rannaloe, Kecamatan Bungaya, menyampaikan rasa syukurnya. “Alhamdulillah, ini ketiga kalinya saya dapat PKH. Sangat membantu untuk biaya sekolah dan kebutuhan rumah tangga,” serunya.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas Pendidikan, perwakilan BNI Cabang Gowa, camat setempat, Ketua BAZNAS Gowa, Ketua Tim LACAK, pendamping PKH, serta masyarakat penerima manfaat. (HL)