Beberapa jam berselang, Putri ditemukan tak bernyawa dengan kondisi penuh luka. Fakta baru kembali mencuat lewat pengakuan Rezki.

“Putri juga pernah bilang ke saya, sebenarnya bukan Jibril yang bikin dia hamil. Tapi karena orang itu kasar, dia pilih minta tanggung jawab ke Jibril karena dia suka sama Jibril,” ungkapnya, membuat suasana ruang sidang mendadak tegang.

Di luar sidang, Penasehat Hukum terdakwa, Kesya Ananda, turut menyoroti kejanggalan dalam kronologi komunikasi antara Putri dan Jibril.

“Kalau Putri chat pukul 20.00 WITA bilang mau ketemu Jibril untuk bahas kehamilan, lalu kenapa di tengah malam sekitar pukul 01.00 WITA ada pengakuan bahwa yang menghamili dia bukan Jibril?,” ucap Kesya.

Menurutnya, perubahan narasi itu janggal, apalagi pada pagi harinya jenazah Putri ditemukan dan ponselnya hilang.

“Menurut pengakuan saksi dan pihak kepolisian, HP korban tidak ditemukan. Ini menguatkan dugaan kami adanya rangkaian kebohongan yang coba disusun,” tegas Kesya.

Ia pun menambahkan, pihaknya akan terus mengawal kasus ini dan mempercayakan sepenuhnya kepada Jaksa Penuntut Umum dan majelis hakim untuk menegakkan keadilan.

“Kami percaya, hukum adalah perpanjangan tangan Tuhan. Siapa pun pelakunya, harus bertanggung jawab setimpal atas kematian tragis Putri Indah,” tandasnya.