Keluarga mengaku tidak dihubungi sama sekali oleh pihak kepolisian saat penangkapan terjadi. Mereka justru mengetahui informasi tersebut dari keluarga kekasih Wahyu.
“Itupun mereka hanya bilang (ke polisi bahwa Wahyu) sudah yatim piatu, padahal masih ada keluarga di sini. Otomatis polisi langsung bawa ke Jakarta,” ujar Risna Taha dengan suara bergetar.
Merasa dipinggirkan, Idris dan Nesa berusaha menuju Kakas untuk menemui Wahyu yang kabarnya diinapkan di sebuah hotel.
Sayangnya, upaya mereka sia-sia. Mereka lalu menuju Polsek Kakas, namun hanya disarankan untuk mengecek ke Polda Sulut. “Nesa sempat mengamuk di sana karena ini adiknya sendiri, tapi kenapa tidak bisa bertemu,” kisah Idris.
Hingga berita ini diturunkan, keluarga masih gelap akan informasi terbaru mengenai Wahyu. Idris mengaku hanya memiliki kontak penyidik Polda Metro Jaya yang tidak pernah merespons panggilannya. “Terakhir direspons itu keluarga cuma diminta ke Jakarta,” terangnya.
Sayangnya, himpitan ekonomi membuat mustahil bagi mereka untuk berangkat ke Ibu Kota. “Sehari-hari kami hanya berjualan makanan keliling di Kawasan Megamas Manado,” ujar Idris.
Kekhawatiran akan keselamatan dan perlakuan terhadap Wahyu pun menghantui keluarga. Risna berharap, jika nantinya terbukti bersalah, Wahyu bisa menjalani masa tahanannya di Manado.
“Karena di Jakarta tidak punya siapa-siapa. Tidak ada yang bisa cek apakah dia diperlakukan layak, apakah dia bisa makan,” tuturnya dengan linangan air mata. (HL)