PALU, SULTENG — Industri pariwisata di Provinsi Sulawesi Tengah menunjukkan tren positif pada Mei 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah, jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) yang masuk ke daerah ini mencapai 914,26 ribu perjalanan, mengalami peningkatan sebesar 12,25 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Plt. Kepala BPS Provinsi Sulawesi Tengah, Imron Taufik J. Musa, S.Si, M.Si, menyampaikan bahwa pertumbuhan pariwisata ini menunjukkan minat masyarakat terhadap destinasi wisata di Sulteng semakin kuat.
“Ini menjadi indikator penting bahwa daya tarik destinasi di Sulawesi Tengah makin dikenal dan diminati oleh wisatawan nusantara, khususnya untuk wilayah seperti Kota Palu, Sigi, dan Donggala,” dikutip dari Berita Resmi Statistik, Selasa (8/7/2025).
Dari sisi tujuan, Kota Palu tercatat sebagai destinasi paling populer dengan jumlah kunjungan mencapai 303,76 ribu perjalanan, disusul Kabupaten Sigi dengan 102,82 ribu dan Donggala sebanyak 93,18 ribu perjalanan.
Imron menambahkan bahwa peningkatan tertinggi dari sisi pertumbuhan (year-on-year) juga terjadi di Kota Palu dengan lonjakan mencapai 34,49%. “Data ini menunjukkan bahwa infrastruktur dan fasilitas di Palu dan sekitarnya makin mendukung aktivitas wisata,” tambahnya.
Tak hanya menjadi tujuan, Sulawesi Tengah juga menjadi daerah asal wisatawan yang aktif. Jumlah perjalanan wisnus asal Sulteng pada Mei 2025 mencapai 896,58 ribu, naik 14,00% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kota Palu menjadi penyumbang terbanyak asal perjalanan dengan 186 ribu perjalanan, diikuti oleh Kabupaten Sigi (115,84 ribu) dan Parigi Moutong (106,97 ribu).
Peningkatan kunjungan wisatawan turut berdampak pada industri perhotelan. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di Sulawesi Tengah pada Mei 2025 tercatat sebesar 48,97%, naik 4,51% poin dibandingkan April 2025.
Sementara itu, jumlah tamu yang menginap di hotel bintang mencapai 22.389 orang, didominasi oleh wisatawan domestik sebanyak 22.280 orang, atau setara 99,51 persen dari total tamu. “Ini menandakan aktivitas pariwisata domestik yang dominan, yang tentu sangat mendukung ekonomi lokal,” ujar Imron.
Data BPS juga mencatat peningkatan Rata-Rata Lama Menginap Tamu (RLMT) hotel bintang menjadi 1,59 hari, naik 0,04 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Selain itu, Tingkat Penghunian Tempat Tidur (TPTT) juga naik menjadi 50,04 persen, mengindikasikan semakin tingginya permintaan akomodasi di daerah tersebut.
Melihat tren yang positif ini, Imron mengimbau semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan pelaku industri pariwisata, untuk terus menjaga kualitas layanan dan kebersihan destinasi wisata. “Pertumbuhan yang berkelanjutan akan sangat bergantung pada pengelolaan yang profesional dan berorientasi pada pengalaman pengunjung,” tutupnya.