Lanjut dia, kondisi ini mendorong Pemkot Makassar untuk menyasar pengembangan urban farming sebagai alternatif strategis dan berkelanjutan.

“Hingga kini, kami DP2 telah mendampingi 458 kelompok tani perkotaan dengan pendekatan partisipatif dan berbasis teknologi,” tuturnya.

Kelompok-kelompok tersebut terbagi atas. Diantaranya, 181 Kelompok Wanita Tani (KWT) Hortikultura, 79 Kelompok Tani Pangan, 15 Kelompok Peternak, 53 Kelompok Pembudidaya Ikan, dan 130 Kelompok Pengolah Produk Pangan.

Aulia menyebut bahwa sebagian kelompok tani ini sudah mengadopsi teknologi modern melalui program Smart Digital Farming, di antaranya:

Disebutkan, sistem irigasi dan pemupukan otomatis berbasis digital, penggunaan solar panel untuk elektrifikasi kegiatan pertanian. Kemudian, aplikasi pemberian nutrisi dan pakan yang terukur dan terintegrasi.

“Adopsi teknologi ini masih dalam level yang beragam, tetapi tren digitalisasi pertanian di Makassar sudah mulai terbentuk,” jelasnya.

Sebagai upaya mendukung pemasaran produk pertanian, perikanan, peternakan, dan olahan warga, DP2 juga rutin menyelenggarakan Pasar Tani sebanyak dua kali setiap bulan.

Kegiatan ini menjadi ajang strategis bagi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk menjangkau konsumen langsung, sekaligus menstabilkan harga produk lokal agar tetap kompetitif.

“Pasar tani menjadi titik temu antara petani dan masyarakat urban. Mereka tidak hanya menjual sayur segar, tetapi juga hasil olahan seperti sambal, telur asin, keripik, dan berbagai produk turunan lainnya,” tambah Aulia.