Dalam peninjauannya, Munafri dan Melinda menyaksikan langsung mesin dan produk paving block yang dihasilkan dari limbah yang sebelumnya tak berguna.

Selain pengelolaan sampah, kawasan ini juga mengembangkan urban farming komprehensif yang mencakup budidaya sayuran segar dengan sistem hidroponik.

Selain itu ada kolam budidaya lele yang menghasilkan protein hewani, serta persiapan kandang ayam sebagai bagian dari program ketahanan pangan berkelanjutan

Munafri menekankan pentingnya perubahan mindset masyarakat tentang sampah. “Kesadaran masyarakat harus terus ditumbuhkan bahwa sampah bukan hanya masalah, tetapi juga peluang. Dari sampah bisa lahir produk, bisa lahir pangan, bahkan bisa meningkatkan pendapatan rumah tangga,” jelasnya.

Program ini telah membuktikan bahwa sampah bukanlah masalah, melainkan sumber daya yang dapat menciptakan siklus ekonomi baru.

Bank sampah, budidaya maggot, urban farming, hingga ternak ikan dan ayam telah meningkatkan daya beli masyarakat secara signifikan.

Dengan antusias, Munafri menyampaikan harapan besarnya: “Kalau di sini bisa berjalan dengan baik, Insya Allah bisa direplikasi di tempat lain. Kita ingin agar rumah tangga di Makassar bisa mandiri dalam mengelola sampah sekaligus memperkuat ketahanan pangan.”

Lebih jauh, ia mendorong kawasan Ujung Tanah untuk menjadi identitas baru sebagai lokasi percontohan kompleks perumahan mandiri yang dapat menarik perhatian berbagai pihak untuk datang belajar dan mengadopsi konsep serupa.

Kepedulian perusahaan seperti Pertamina menunjukkan bentuk nyata dari tanggung jawab sosial yang tidak hanya sekadar program, tetapi benar-benar dirasakan dan mengubah kehidupan masyarakat sekitar. (HL)