MAKASSAR, SULSEL – Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan seorang perempuan meluapkan amarahnya, karena rumahnya dilempari batu.
Peristiwa itu terjadi di kawasan Jembatan Merah Putih Kandea, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, pada Selasa (5/8/2025).
Video tersebut diunggah oleh salah satu media sosial dan langsung menyita perhatian warganet.

Dalam narasi unggahan, disebutkan bahwa sekelompok pemuda sering meminta sumbangan kepada warga dengan alasan untuk memperbaiki jembatan.
Namun, uang yang terkumpul itu diduga justru digunakan untuk bersenang-senang, termasuk digunakan membeli lem untuk mabuk.
“Ini segerombolan anak muda selalu melempar batu ke rumah kalau tidak diberi uang sumbangan. Mereka meminta sumbangan dengan alasan perbaiki jembatan, padahal dia pakai senang-senang seperti ngelem,” tulis keterangan dalam unggahan akun tersebut.
Dalam video berdurasi kurang dari satu menit itu, tampak seorang perempuan merekam sambil memaki sekelompok pemuda yang diduga sebagai pelaku pelemparan.
“Nulempari batu rumahku, ta lewatna kau. Coba bede rumahnu dilempari batu,” ujar wanita pemilik rumah.
Ia bahkan menyebut kelompok pemuda itu sering mengganggu ketentraman warga.
“Apa salahku kah? Ada semua nanti karmana. Nudapat semua nanti rumahnu dibatui juga orang,” ujarnya lagi.
Dalam video yang sama, tampak seorang pemuda berdiri di atas jembatan dan mengacungkan jari tengah ke arah perempuan yang sedang marah, memperkeruh suasana.
Warga sekitar mengaku sudah mengadukan masalah ini ke pengurus lingkungan setempat.
Kapolsek Tallo, Kompol Syamsuardi mengaku belum menerima laporan resmi dari warga. Namun, pihaknya telah menurunkan anggota untuk menyelidiki kejadian tersebut.
“Laporannya tidak ada. Tidak melapor itu orang. Tapi anggota saya sudah ke lokasi untuk mengecek langsung,” ujarnya kepada awak media dikonfirmasi, Selasa (5/8/2025) siang.
Ia menegaskan, informasi awal baru diterima setelah video viral di media sosial. Oleh karena itu, polisi masih mengumpulkan keterangan lebih lanjut dari warga.
“Tunggu dulu, kita belum bisa kasih keterangan pasti. Karena baru tahu dari medsos. Tapi anggota sudah turun,” jelasnya.
Hingga kini, pihak kepolisian masih mendalami dugaan modus pemalakan berkedok sumbangan yang dilakukan oleh para pemuda tersebut.(JY)