Rastranews.id, Makassar – Pertumbuhan industri perbankan syariah di Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) menunjukkan fundamental yang solid sepanjang Juli 2025.
Kinerja positif tidak hanya tercermin dari lonjakan aset yang menembus Rp18,59 triliun, tumbuh 20,87 persen (yoy), tetapi juga dari peningkatan kepercayaan masyarakat dalam hal penghimpunan dana dan penyaluran pembiayaan yang lebih agresif.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar, Moch Muchlasin, menegaskan pertumbuhan ini mengindikasikan penguatan peran perbankan syariah dalam mendorong perekonomian daerah.
“Ini menandakan bank syariah makin dipercaya oleh masyarakat, baik sebagai tempat menyimpan dana maupun sebagai mitra pembiayaan,” ujarnya.
Data OJK mengonfirmasi optimisme tersebut. Dana Pihak Ketiga (DPK) atau dana masyarakat yang dihimpun tumbuh 16,08 persen (yoy) menjadi Rp12,91 triliun.
Yang lebih impresif, penyaluran pembiayaan melesat lebih tinggi, yakni 20,37 persen (yoy), hingga mencapai Rp15,76 triliun.
“Kesenjangan positif antara pertumbuhan pembiayaan dan DPK tercermin dari Financing to Deposit Ratio (FDR) yang tinggi, yaitu 122,00 persen,” jelas Muchlasin.
Angka ini, menurutnya, membuktikan dana masyarakat benar-benar digulirkan kembali ke sektor riil, sesuai dengan prinsip keadilan dan kemitraan yang menjadi pembeda utama perbankan syariah.
Meski agresif menyalurkan pembiayaan, kesehatan industri ini tetap terjaga.
Rasio Non Performing Financing (NPF) atau pembiayaan bermasalah berada di level yang sangat sehat, yaitu 2,06%, menunjukkan risiko yang terkendali.
Menutup pernyataannya, Muchlasin menyoroti prospek cerah perbankan syariah di Sulselbar.
Dengan basis Muslim yang besar dan literasi keuangan syariah yang kian meluas, sektor ini diharapkan dapat lebih berkontribusi dalam mendukung pembiayaan UMKM halal, industri kreatif, dan ekonomi hijau untuk dampak nyata bagi pembangunan berkelanjutan. (HL)