AMBON, MALUKU – Dana sebesar Rp25 miliar, digelontorkan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo untuk pembangunan Terminal Penumpang di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, Maluku. Langkah ini untuk memperkuat konektivitas nasional, khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Pembangunan ditandai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking), Kamis (31/7/2025).
Dalam sambutannya, Wakil Direktur Utama Pelindo, Hambra Samal, menyampaikan pengembangan terminal ini merupakan bagian dari strategi besar pasca-merger Pelindo, guna menghadirkan layanan kepelabuhanan yang terintegrasi dan berstandar internasional.
Sebagai sub-hub di kawasan timur, Pelabuhan Ambon memiliki peran strategis dalam mendukung kelancaran mobilitas logistik dan penumpang antarpulau, yang sebagian besar masih mengandalkan transportasi laut.
Terminal penumpang yang telah ada saat ini memiliki luas 1.500 meter persegi dan kapasitas 600 orang. Berdasarkan data arus penumpang saat angkutan Lebaran 2025, lebih dari 1,18 juta penumpang tercatat melalui pelabuhan ini, atau mengalami kenaikan 20% dibandingkan tahun sebelumnya.
Atas dasar kebutuhan tersebut, terminal penumpang baru direncanakan akan dibangun secara bertahap dalam skema multi-tahun, dengan luas gedung mencapai 3.200 meter persegi dan kapasitas hingga 1.800 penumpang.
Terminal ini akan dilengkapi berbagai fasilitas, seperti ruang tunggu yang nyaman, area check-in, ruang ibu dan anak, serta garbarata dan fasilitas pendukung lainnya yang akan ditambahkan ke depannya.
Menurut Hambra, pembangunan ini tidak hanya dimaksudkan sebagai peningkatan infrastruktur fisik semata, namun juga diyakini mampu memberikan dampak ekonomi berlipat bagi Provinsi Maluku.
Disampaikan pula bahwa terminal baru ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor transportasi, mendukung perkembangan UMKM lokal, serta memperkuat posisi Ambon sebagai destinasi wisata bahari. Infrastruktur pelabuhan yang memadai juga dinilai akan meningkatkan daya saing wilayah dan kepercayaan investor.
Transformasi Pelabuhan Yos Sudarso sendiri tidak hanya menyasar pada layanan penumpang, namun juga pada peningkatan efisiensi bongkar muat peti kemas. Salah satu inisiatif strategis yang telah dijalankan adalah elektrifikasi dua unit Quay Container Crane (QCC) yang sebelumnya masih berbasis diesel.
Dengan elektrifikasi tersebut, operasional QCC kini menjadi lebih efisien, ramah lingkungan, serta mampu meningkatkan keandalan pelayanan bongkar muat. Efisiensi ini sekaligus memperkuat posisi Pelabuhan Ambon sebagai simpul logistik adaptif yang siap menghadapi tuntutan industri dan lingkungan.
Seiring peningkatan layanan, kinerja peti kemas di Pelindo Ambon juga menunjukkan pertumbuhan positif. Hingga pertengahan 2025, throughput peti kemas tercatat meningkat 15% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh kelancaran arus logistik regional serta peningkatan produktivitas peralatan bongkar muat.
Executive Director 4 Pelindo Regional 4, Abdul Azis, menyampaikan bahwa pembangunan terminal ini merupakan bagian dari roadmap transformasi Pelindo untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pengguna jasa. Target pembangunan ditetapkan agar terlaksana dengan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat manfaat.
Harapan disampaikan agar kehadiran terminal penumpang baru ini menjadi simbol kemajuan di Maluku—sebuah wajah baru pelabuhan yang bukan hanya melayani perpindahan manusia, tetapi juga menjadi pusat aktivitas ekonomi rakyat.
Momentum peletakan batu pertama ini diharapkan menjadi titik awal perubahan besar dalam wajah pelayanan transportasi laut di Indonesia Timur. Pelabuhan Ambon, yang selama ini dikenal sebagai simpul logistik utama di Maluku, akan diperkuat melalui kehadiran terminal penumpang yang modern dan representatif sesuai standar nasional.
Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, yang turut hadir dalam acara, menyatakan bahwa sebagai provinsi kepulauan dengan lebih dari 90% wilayah berupa laut, masyarakat Maluku sangat bergantung pada moda transportasi laut. Distribusi logistik, pergerakan manusia, hingga interaksi sosial dan ekonomi berlangsung melalui jalur laut.
Pelabuhan Yos Sudarso Ambon memiliki peran strategis, tidak hanya sebagai penghubung antardaerah di Maluku, tetapi juga sebagai simpul konektivitas dengan provinsi lain di Kawasan Timur Indonesia seperti Papua, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
Apresiasi diberikan kepada Pelindo atas pembangunan terminal baru ini. Terminal tidak semata berfungsi sebagai tempat tunggu, tetapi merupakan wajah pelayanan publik sektor transportasi laut. “Ini adalah lompatan besar dalam menghadirkan pelayanan yang lebih manusiawi kepada masyarakat,” tukas Hendrik.