BANTAENG, SULSEL – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bantaeng sejak beberapa hari terakhir menyebabkan banjir bandang pada Sabtu (5/7/2025). Ribuan kepala keluarga (KK) di 13 kelurahan dan desa dari empat kecamatan terdampak akibat bencana tersebut.

Air bah merendam permukiman padat penduduk, merusak infrastruktur, lahan pertanian, serta memutus akses jalan di sejumlah titik. Bupati Bantaeng, M. Fathul Fauzy Nurdin, lalu menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana (TDB) mulai 5 Juli 2025, yang berlaku selama 14 hari ke depan.

Keputusan ini diambil usai bupati yang akrab disapa Uji itu, memimpin Rapat Koordinasi Penanganan dan Penanggulangan Bencana bersama seluruh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kantor Bupati Bantaeng, pada hari yang sama.

“Penetapan status tanggap darurat ini penting untuk menjamin keselamatan, kesehatan, dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak,” tegasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa status TDB memungkinkan pemerintah menggunakan Anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk membantu penanganan bencana secara cepat dan tepat sasaran.

Bupati Uji meminta lurah dan camat segera melakukan pendataan terhadap warga terdampak agar bantuan dari pemerintah daerah maupun pusat dapat segera disalurkan.

“Sejak subuh kami turun langsung melihat kondisi masyarakat. Banyak rumah warga terdampak, termasuk sawah dan usaha dagang. Saya minta pendataan dan pengkajian dilakukan secepatnya agar BTT bisa segera digunakan untuk membantu warga,” ujarnya.

Uji juga memberikan apresiasi kepada Dinas Sosial Bantaeng yang telah mendirikan dua dapur umum di Kecamatan Bantaeng. Ia menekankan pentingnya pelayanan maksimal, khususnya dalam hal penyediaan air bersih dan makanan.

“Saya minta bantuan air bersih dan makanan dimaksimalkan. Seluruh OPD harus bergerak bersama, jangan biarkan masyarakat kebingungan. Layani mereka sebaik mungkin,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Bantaeng, Irfan Fajar, menjelaskan bahwa banjir kali ini tergolong ekstrem dan berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Curah hujan sangat tinggi dan bertepatan dengan pasang air laut. Bahkan, beberapa tanggul jebol akibat luapan air sawah,” jelasnya.

Ia berharap, pencairan Anggaran BTT dapat segera dilakukan agar penanganan darurat, seperti perbaikan tanggul yang jebol, bisa segera dilaksanakan.

“Karena BTT tidak bisa digunakan untuk membangun tanggul permanen, kami akan menggunakan solusi jangka pendek seperti pemasangan bronjong. Semoga cuaca segera membaik agar pemulihan terhadap tanggul, jalan, jembatan, dan bantuan kepada warga dapat berjalan lancar,” tambahnya.

Dalam rapat tersebut, Dinas Kesehatan Bantaeng turut menginformasikan bahwa seluruh 13 Puskesmas di 8 kecamatan telah mendirikan posko siaga bencana yang beroperasi 24 jam.