SURABAYA, JAWA TIMUR – PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM) resmi menggabungkan anak perusahaannya, PT Equiport Inti Indonesia (EII), ke dalam PT Berkah Industri Mesin Angkat (BIMA). Penandatanganan akta penggabungan dilaksanakan di Graha Indraprasta, Kantor Pusat BIMA di Surabaya, Senin (2/6/2025).

Langkah ini merupakan bagian dari strategi penyelarasan lini bisnis SPJM Grup, khususnya di sektor jasa peralatan, agar lebih efisien dan kompetitif.

Penggabungan ini kami lakukan untuk menyatukan layanan sejenis yang selama ini tersebar di dua entitas berbeda. Dengan bergabungnya EII ke BIMA, seluruh aktivitas pemeliharaan, perbaikan, dan konstruksi peralatan akan lebih terintegrasi, terpusat, dan efisien,” ujar Tubagus Patrick, SVP Sekretaris Perusahaan SPJM saat dikonfirmasi, Kamis (3/7/2025).

Tubagus menjelaskan, penggabungan ini akan memperkuat struktur bisnis anak perusahaan SPJM, dari sisi legal, finansial, hingga operasional. Selain itu, langkah ini akan memangkas tumpang tindih layanan dan memudahkan standarisasi proses kerja.

“EII dan BIMA sama-sama memiliki core business di bidang peralatan. Kalau dibiarkan berjalan masing-masing, akan banyak duplikasi kerja, bahkan potensi pemborosan biaya. Maka dari itu, restrukturisasi ini jadi kebutuhan strategis,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Utama BIMA, Dedi Prayitno, menyebut bahwa pihaknya telah mempersiapkan sistem dan sumber daya untuk menerima alih kelola dari EII.

“Kami melihat ini sebagai peluang besar. Dengan masuknya seluruh aset, SDM, dan portofolio bisnis EII, kami bisa memperluas skala operasional sekaligus meningkatkan mutu pelayanan,” ujar Dedi.

Ia juga menyampaikan komitmen BIMA untuk tetap menjaga kualitas layanan meski terjadi perubahan struktur.

“Kami tetap berpegang pada prinsip pelayanan prima, terutama dalam mendukung keandalan peralatan operasional Pelindo di seluruh wilayah kerja. Sinergi ini akan memperkuat posisi BIMA sebagai pusat layanan peralatan di lingkungan Pelindo,” jelasnya.

Direktur Utama SPJM, R. Suryo Wibowo, dalam kesempatan terpisah mengapresiasi proses penggabungan yang berjalan lancar dan sesuai rencana.

Ini bukan sekadar integrasi formal, tapi juga momentum untuk menata ulang model bisnis kami agar lebih ramping dan tangguh. Kami ingin memastikan bahwa setiap anak perusahaan punya peran yang spesifik, jelas, dan saling melengkapi,” ucapnya.

Menurut Suryo, restrukturisasi ini sejalan dengan roadmap korporasi SPJM yang menargetkan efisiensi, simplifikasi struktur usaha, dan pertumbuhan jangka panjang.

Tantangan ke depan makin kompleks. Kita harus lebih gesit, lebih efisien, dan tetap kompetitif. Maka dari itu, langkah seperti ini harus terus dilakukan, demi menjaga keberlangsungan bisnis secara menyeluruh,” pungkasnya.

Penandatanganan akta penggabungan ini dihadiri oleh jajaran direksi EII, komisaris dan manajemen BIMA, serta perwakilan SPJM sebagai induk perusahaan.

SPJM sendiri merupakan subholding dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero), dengan fokus pada bidang Marine, Equipment, Port Services, Dredging, dan Shipyard (MEPS). (Mawan)