SOPPENG, SULSEL – Pemerintah Kabupaten Soppeng berkomitmen penuh untuk percepatan penurunan stunting. Hal ini diwujudkan dengan digelarnya Penerimaan dan Pembekalan Tim Aksi Stop Stunting Kabupaten Soppeng Tahun 2025 di Aula Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Soppeng, Muhammad Evinuddin, melaporkan, tim ini terdiri dari pendamping gizi, dokter, kader kesehatan, dan anggota PKK.
“Mereka akan bertugas selama 90 hari (tiga bulan) di 21 desa/kelurahan lokus untuk menurunkan angka stunting di wilayah tersebut,” jelas Evinuddin, dalam keterangannya, Rabu (30/7/2025).
Tim Aksi Stop Stunting akan memfokuskan intervensi di 21 desa/kelurahan lokus yang telah ditentukan, yaitu Marioriaja, Goarie, Tettikenrarae, Labessi, Jennae, Cabbenge, Pajalesang, Lalabata Rilau, Maccile, Bila, Donri-Donri, Pesse, Pising, Lalabata Riaja, Tottong, Kessing, Panincong, Kaca, Tellulimpoe, Manorang Salo, dan Laringgi.
Program ini menargetkan 630 anak dengan masalah gizi dan 42 ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK). Selama 90 hari, tim akan melaksanakan berbagai intervensi vital, meliputi, Pemberian makanan tambahan, Multivitamin, Susu ibu hamil, Formula PMK (Pangan Medis Khusus), dan Edukasi dan fasilitasi akses layanan kesehatan esensial.
Kolaborasi lintas sektor, pendekatan berbasis data, dan intervensi terarah menjadi kunci efektivitas penanganan stunting dalam program ini.
Program ini merupakan tindak lanjut dari inisiatif serupa di tingkat Provinsi Sulawesi Selatan dan sejalan dengan prioritas pembangunan nasional, provinsi, dan daerah dalam percepatan penurunan stunting.
Wakil Bupati Soppeng, Selle KS Dalle, yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Soppeng, menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh. Beliau menekankan pentingnya penanganan stunting yang komprehensif dan multidimensional, mengingat dampaknya yang luas pada kesehatan fisik, perkembangan kognitif, dan produktivitas anak di masa depan.
Selle berharap terjalin sinergi yang kuat antara tim, pemerintah desa, kader kesehatan, dan tokoh agama. “Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kesadaran dan komitmen kolektif seluruh pihak,” serunta.
Pemerintah Kabupaten Soppeng ingin, desa-desa lokus ini menjadi model percontohan dalam upaya percepatan penurunan stunting, dengan tujuan akhir: tidak ada lagi anak-anak Soppeng yang masa depannya terhambat akibat stunting.