MAKASSAR, SULSEL – Pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun 2025 di Kota Makassar berjalan lancar setelah mengatasi kendala teknis awal. Namun, fenomena penumpukan pendaftar di sekolah favorit tingkat SMP kembali muncul, sementara sekolah lain mengalami kekurangan calon siswa.

Ketua Panitia SPMB Dinas Pendidikan Makassar, Syarifuddin, mengakui bahwa situasi ini terjadi setiap tahun, terutama pada tahap jalur domisili. “Hingga hari ketiga pendaftaran, beberapa sekolah sudah menerima jumlah pendaftar yang melebihi kapasitas,” jelas Syarifuddin, Kamis (3/7/2025).

Contohnya adalah SMP 30, yang pendaftarannya mencapai 600 orang, jauh melampaui kapasitas daya tampung sekitar 356 siswa untuk 11 rombongan belajar (rombel). Sebaliknya, sekolah seperti SMP 49 di Kopa masih memiliki kursi kosong pada jalur domisili kota, meskipun jalur perbatasan penuh.

Disdik Makassar menegaskan tidak akan menambah rombel di sekolah favorit. Solusi yang dipilih adalah mendistribusikan siswa yang tidak tertampung ke sekolah lain yang masih memiliki kuota. “Kita tidak menambah rombel, tetapi mendistribusikan siswa yang tidak tertampung ke sekolah yang kuotanya masih kurang,” jelas Syarifuddin.

Proses ini dilakukan dengan memanggil orang tua calon siswa atau mengumumkan sekolah yang masih memiliki kursi kosong. Data calon siswa yang belum tertampung sudah tersimpan dalam sistem SPMB, sehingga tidak perlu mendaftar ulang. Contoh, siswa yang tidak tertampung di SMP 13 bisa diarahkan ke SMP 21 yang berdekatan dan masih kekurangan tiga kelas. SMP 23, SMP 52, dan SMP 53 juga menjadi sekolah penyangga.

Fokus Disdik Makassar saat ini adalah sosialisasi dan penyangga baru tahun depan. Salah satu penyebab penumpukan pendaftar adalah kecenderungan masyarakat yang hanya memilih sekolah favorit. Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Pendidikan rencananya akan membuka tujuh sekolah SMP Negeri baru melalui mekanisme regrouping beberapa Sekolah Negeri yang kekurangan murid.

“Kita akan mendirikan 7 sekolah baru untuk menyangga sekolah yang menumpuk pendaftarnya. Tahun ini proses administrasinya kita tuntaskan, supaya tahun ajaran baru 2026 sudah bisa mulai menerima siswa,” terang Syarifuddin.

Pendirian sekolah ini tidak memerlukan biaya pembangunan besar karena akan menggunakan lahan dan gedung SD yang kurang murid. “Langkah ini lebih cepat dan efisien dibanding pembangunan sekolah baru yang memakan biaya hingga puluhan miliar rupiah,” tambahnya.

Syarifuddin mengimbau ke orang tua calon peserta didik untuk tetap tenang dan tidak hanya memprioritaskan sekolah favorit. Pemerintah telah memastikan mutu pendidikan di sekolah lain tetap terjaga. “Masih ada waktu hingga akhir pendaftaran. Kami pastikan anak-anak tetap terakomodir dengan pemerataan distribusi di sekolah-sekolah yang kuotanya belum penuh,” tutupnya.

Saat ini terdapat 55 Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Makassar. Jalur penerimaan siswa baru meliputi domisili, afirmasi, mutasi, serta prestasi, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan, Kegiatan Belajar, dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Nomor 3 Tahun 2025.