“Penyerahan simbolis ini bukan akhir, melainkan awal dari komitmen panjang kami untuk bertanggung jawab. Kami berkomitmen menjalankan pemulihan secara adil, berkelanjutan, dan berbasis solusi nyata,” ujarnya.
Selain penyerahan kompensasi, PT Vale juga telah melakukan berbagai langkah pemulihan, termasuk pembersihan sungai, drainase, dan lahan pertanian terdampak, serta pemantauan kualitas air dan tanah bersama tim ahli profesional.
Kolaborasi erat dengan Pemda Luwu Timur, Satgas Bupati, DLH, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, TNI/Polri, DPRD Lutim, dan tokoh masyarakat turut mempercepat pemulihan ekosistem Towuti.
Dukungan dan apresiasi pun disampaikan langsung oleh warga penerima kompensasi. Ali Bastian Wualah Bantoto, petani dari Desa Lioka, mengungkapkan, saat melaporkan sawah saya yang terdampak, perusahaan langsung merespons dengan diskusi terbuka. “Itu bukti nyata tanggung jawab mereka,” serunya.
Senada dengan Ali, Aroyos, peternak sapi dari Desa Lioka, menyatakan kepuasannya. “Seekor sapi saya mati akibat air sungai yang tercemar tumpahan minyak. Laporan saya segera ditindaklanjuti dan diselesaikan melalui kompensasi. Saya menghargai komitmen PT Vale yang responsif dan serius,” katanya.
Kegiatan ini juga dimanfaatkan sebagai sarana dialog terbuka antara perusahaan, masyarakat, dan pemangku kepentingan, memastikan proses pemulihan berjalan inklusif.
PT Vale bersama Pemda Luwu Timur menegaskan, kompensasi akan terus dilanjutkan secara bertahap sesuai hasil verifikasi lapangan hingga seluruh warga terdampak menerima haknya secara penuh.
Adapun perwakilan masyarakat yang menerima kompensasi pada acara tersebut adalah:
1. Ali Bastian Wualah Bantoto (Petani, Desa Lioka)
2. Alpius Samuda (Petani, Desa Lioka)
3. Aroyos (Peternak Sapi, Desa Lioka)
4. Tasdino (Nelayan Bubu, Desa Timampu)
5. Harmin (Nelayan Bubu, Desa Timampu). (HL)