Rastranews.id, Makassar – Angka pemutusan hubungan kerja (PHK) di Sulawesi Selatan (Sulsel) sepanjang 2025 menunjukkan lonjakan signifikan. Hingga Oktober, tercatat 2.486 pekerja di-PHK, meningkat tajam dari 126 kasus pada 2024. Sektor pertambangan menjadi penyumbang terbesar lebih dari 30 persen dari keseluruhan kasus.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulawesi Selatan, Jayadi Nas, menyebutkan bahwa jumlah tersebut bahkan berpotensi bertambah seiring masuknya laporan dari sejumlah daerah.
“Hingga Oktober, jumlah kasus PHK mencapai 2.486 orang. Angka ini cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya kepada wartawan, Senin (8/12/2025).
Kementerian Ketenagakerjaan menempatkan Sulsel di posisi ke-6 provinsi dengan angka PHK tertinggi di Indonesia. Lonjakan terbesar terjadi pada Oktober 2025 dengan 600 kasus dalam satu bulan.
Jayadi menjelaskan, dominasi sektor pertambangan dalam penyumbang PHK dipicu oleh sejumlah faktor, antara lain alih teknologi, efisiensi manajemen, berkurangnya bahan baku, serta perubahan kecenderungan pasar.
Termasuk sektor pertanian, perhotelan, dan perdagangan turut memberikan kontribusi, namun tidak sebesar industri tambang.
Ia berharap tren tersebut dapat membaik seiring membaiknya situasi ekonomi nasional dan global.
“Ada beberapa langkah yang akan kami tempuh agar angka PHK tidak kian tinggi. Selain bursa kerja, kami meningkatkan pelatihan dan skill para pencari kerja,” katanya.
Pada 2026, pemerintah provinsi berencana menggelar empat kali bursa kerja, meningkat dari tiga kali pada 2025. Kegiatan sebelumnya telah menyalurkan sekitar 150 pencari kerja disabilitas ke berbagai perusahaan.
Disnakertrans juga memperkuat dua program utama, yakni mempersiapkan pencari kerja sesuai kebutuhan dunia usaha, serta memberikan peningkatan kapasitas dan bantuan peralatan kepada pelaku UMKM. Langkah ini diharapkan menjadi bantalan ekonomi bagi masyarakat terdampak PHK.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel per Agustus 2025 mencatat jumlah angkatan kerja mencapai 4,97 juta orang, dengan pengangguran meningkat menjadi 210 ribu orang.
Sulsel memiliki dua wilayah pertambangan besar, yaitu kawasan tambang di Luwu Timur dan pengolahannikel di Bantaeng.(JY)

