Rastranews.id, Makassar – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan melaporkan adanya koreksi dalam jumlah penumpang pesawat domestik pada Agustus 2025.
BPS Sulsel mencatat penurunan jumlah penumpang pesawat domestik sebesar 8,43 persen pada Agustus 2025 menjadi 781,32 ribu orang.
Penurunan ini terutama didorong oleh berakhirnya musim libur panjang pertengahan tahun, dengan dampak paling tajam terasa di Bandara Pongtiku, Tana Toraja.
Di tengah tren domestik yang melandai, penerbangan internasional justru menunjukkan sinyal pemulihan dengan pertumbuhan hampir 16 persen.
Kepala BPS Sulsel, Aryanto, menjelaskan bahwa penurunan ini merupakan hal yang wajar. “Faktor utama penurunan adalah berkurangnya aktivitas perjalanan usai libur panjang pertengahan tahun.
Namun, jika dilihat secara tahunan, penurunan dibanding Agustus 2024 relatif kecil, yaitu 4,02 persen yang menunjukkan stabilitas yang cukup baik,” jelas Aryanto.
Penurunan bulanan tersebut terjadi di dua bandara utama, yaitu Bandara Sultan Hasanuddin-Makassar tetap menjadi tulang punggung dengan kontribusi 775,12 ribu penumpang (99,21 persen dari total), meski mengalami penurunan.
Bandara Pongtiku-Tana Toraja mengalami penurunan paling tajam, yakni 78,47 persen. Diduga kuat, penurunan drastis ini akibat pengurangan jadwal penerbangan ke daerah tersebut.
Di tengah tren negatif, Bandara Mali Bua-Luwu justru menjadi catatan positif dengan peningkatan jumlah penumpang sebesar 8,16 persen, menunjukkan adanya pertumbuhan permintaan perjalanan di koridor tersebut.
Berbanding terbalik dengan rute domestik, penerbangan internasional di Sulsel justru mencatat pertumbuhan yang menggembirakan. Jumlah penumpangnya melonjak 15,95 persen dibanding Juli 2025, menjadi 40,79 ribu orang.
Seluruh aktivitas ini masih terpusat di Bandara Sultan Hasanuddin-Makassar. “Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya arus kedatangan penumpang dari luar negeri, khususnya dari kawasan Asia Tenggara,” tambah Aryanto.
Meski secara tahunan masih tercatat penurunan 4,95 persen, lonjakan bulanan ini mengindikasikan awal tren pemulihan mobilitas global melalui gerbang Sulawesi Selatan. (HL)