Rastranews.id, Makassar – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sinyal positif pemulihan sektor penerbangan di Sulawesi Selatan.
Pada Juli 2025, jumlah penumpang angkutan udara domestik di seluruh bandara di provinsi tersebut menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, naik 9,10 persen dibandingkan bulan sebelumnya (Juni 2025), dengan total 853,23 ribu penumpang.
Kepala BPS, Aryanto, mengungkapkan bahwa pemulihan ini terutama digerakkan oleh kinerja Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, sebagai bandara penghubung utama kawasan Indonesia Timur.
Terlihat kenaikan penumpang domestik sebesar 9,21 persen, atau setara dengan 846,70 ribu orang, yang menguasai 99,24 persen dari total pasar domestik Sulsel.
“Dominasi Bandara Sultan Hasanuddin sangat kentara, menjadi tulang punggung pemulihan transportasi udara di Sulawesi Selatan,” jelas Aryanto.
Selain Sultan Hasanuddin, Bandara Mali (Bua) di Kabupaten Luwu juga mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 9,02 persen dengan 3,65 ribu penumpang.
Sayangnya, tidak semua bandara mengalami tren yang sama. Bandara Pongtiku di Tana Toraja justru mengalami penurunan penumpang yang cukup drastis, yakni -62,79 persen secara bulanan.
Meski menunjukkan tren bulanan yang menggembirakan, Aryanto mengingatkan bahwa pemulihan domestik masih rapuh. Secara tahunan (year-on-year), jika dibandingkan dengan Juli 2024, jumlah penumpang domestik justru masih mengalami kontraksi atau penurunan sebesar -5,40 persen.
Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja Juli 2025 belum sepenuhnya kembali ke level sebelumya.
Berbanding terbalik dengan kinerja domestik yang masih berjuang pulih secara tahunan, angkutan udara internasional justru menunjukkan tren yang sangat positif dan spektakuler.
Aktivitas internasional yang terpusat di Bandara Sultan Hasanuddin mencatatkan 35,18 ribu penumpang pada Juli 2025.
Angka ini melonjak sangat tinggi, 48,20 persen dibanding Juni 2025, dengan peningkatan terbesar didominasi oleh penumpang yang berangkat (naik 157,35 persen).
Kinerja ini juga solid secara tahunan, dengan pertumbuhan 32,85 persen dibanding Juli 2024, menandakan bahwa sektor pariwisata dan bisnis internasional mengalami pemulihan yang jauh lebih cepat dan kuat. (HL)