Rastranews.id, Makassar – Pembangunan Bendungan Jenelata di Gowa, proyek strategis nasional senilai Rp4,1 triliun, menunjukkan percepatan signifikan.

Berkat sinergi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Kejaksaan Tinggi Sulsel, progres fisik proyek yang sempat lambat kini telah mencapai 20 persen. Bendungan ini diproyeksikan menjadi pilar ketahanan air dan pangan di Sulsel.

Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Jufri Rahman, bersama Kepala Kejaksaan Tinggi Sulsel, Agus Salim, memimpin Rapat Koordinasi lanjutan Satgas Percepatan Investasi untuk mendorong penyelesaian proyek tersebut.

“Hari ini rapat lanjutan untuk percepatan investasi dalam hal ini pembangunan Bendungan Jenelata. Kita harap pembangunan ini bisa segera dilakukan dan manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” tegas Sekda Jufri Rahman di Kantor Kejati Sulsel, Rabu (8/10/2025).

Kajati Sulsel, Agus Salim, menegaskan komitmennya untuk memastikan proyek berjalan lancar dan tanpa kerugian negara.

“Kehadiran Satgas Percepatan Investasi ini menjadi wadah untuk mempertemukan berbagai pihak menyelesaikan persoalan. Saya di sini mewakili masyarakat, dan kita tidak ingin masyarakat dirugikan,” ujar Agus Salim.

Dalam rapat tersebut terungkap lompatan progres yang menggembirakan. Sejak groundbreaking pada 2023, realisasi fisik sempat hanya 3 persen di tahun 2024.

Namun, pada 2025 ini, progres telah melesat hingga 17-20%, dengan dana sekitar Rp800 miliar yang telah terserap dan beredar di wilayah Gowa.

“Saat ini memasuki tahap empat pembebasan lahan. Alhamdulillah progresnya berjalan baik,” tambah Kajati Agus Salim.

Ia juga menyebutkan bahwa pembangunan Jenelata sejalan dengan visi Asta Cita Pemerintah Pusat yang menekankan ketahanan pangan dan hilirisasi sumber daya alam.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang, Heriantono Waluyadi, memaparkan manfaat besar Bendungan Jenelata.

Sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan luas lahan 1.722,28 hektar, bendungan ini akan mengairi 23.340 hektar lahan irigasi, menyediakan air baku 6,05 meter kubik per detik, serta menghasilkan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 7 Mega Watt dan berfungsi sebagai pengendali banjir di kawasan hilir.

“Bendungan Jenelata memiliki manfaat besar mengairi lahan irigasi,” jelas Heriantono.

Dukungan penuh juga disampaikan Bupati Gowa, Sitti Husniah Talenrang, yang mengapresiasi koordinasi antar lembaga.

“Kita harap ada solusi terbaik untuk masyarakat agar pembangunan Bendungan Jenelata bisa selesai sesuai harapan. Kita juga mengajak masyarakat mendukung pembangunan ini karena manfaatnya langsung dirasakan oleh petani,” pungkasnya. (HL)