Rastranews.id, Lutra – Pemerintah Kabupaten Luwu Utara (Pemkab Lutra), menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Hilirisasi Perkebunan di Command Center Kantor Bupati Luwu Utara.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Bupati Luwu Utara, Andi Abdullah Rahim, dan dihadiri oleh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pimpinan bank, serta sejumlah pemangku kepentingan terkait sektor perkebunan dan investasi daerah.

Dalam arahannya, Bupati Andi Abdullah Rahim menekankan pentingnya percepatan hilirisasi sektor perkebunan untuk memperkuat ekonomi daerah, membuka lapangan kerja baru, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ia menyebutkan, berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, luas lahan yang telah terverifikasi baru mencapai sekitar 3.800 hektar dari target 5.000 hektar, sehingga perlu ada langkah konkret untuk menambah 1.200 hektar lahan baru.

“Kita harus wujudkan target ini. Polanya ada dua, dari kementerian dan dari investasi. Kekurangannya akan kita tawarkan kepada investor yang potensial,” ujar Bupati.

Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa Pemkab Luwu Utara tengah mendorong pengembangan komoditas kopi dan cokelat sebagai bagian dari strategi hilirisasi.

Untuk tahun 2026, direncanakan perluasan lahan kopi robusta seluas 200 hektar dan arabika 500 hektar, dengan dukungan investasi swasta dan pemerintah.

Bupati juga menyinggung tentang rencana masuknya PTPN yang akan membangun pabrik CPO dan minyak goreng dengan luas lahan sekitar 10.000 hektar, termasuk kawasan inti 5.000 hektar. Lokasi industri ini tengah dikaji agar selaras dengan tata ruang daerah (RTRW) yang ada.

“Kita harus pastikan kawasan industri yang dibangun sesuai regulasi. Jangan sampai berbenturan. Kalau perlu, kita revisi RTRW agar bisa menampung investasi besar ini,” tegasnya.

Selain infrastruktur dan investasi, Bupati Andi Abdullah Rahim menyoroti pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM) lokal, terutama bagi generasi muda petani. Ia menegaskan bahwa sektor perkebunan modern harus dikelola oleh SDM yang siap menghadapi tantangan industri.

“Kita harus siapkan petani milenial. Anak muda harus terlibat agar program ini berkelanjutan. Rencananya, 5 orang perwakilan petani akan dikirim ke Riau untuk belajar pola pengelolaan plasma perkebunan,” jelasnya.

Bupati optimis, jika program hilirisasi ini berjalan sesuai rencana, maka pada tahun 2029 potensi perputaran ekonomi di Luwu Utara bisa mencapai Rp300 miliar, belum termasuk efek turunan dari industri pengolahan dan lapangan kerja baru.

“Jika ini berhasil, uang yang beredar di masyarakat bisa mencapai triliunan rupiah dalam beberapa tahun ke depan. Ini akan menjadi sumber kesejahteraan masyarakat kita,” ungkapnya.

Rakor ini juga membahas kesiapan infrastruktur pendukung, aspek sosial, serta pengurusan perizinan lingkungan hidup dan penataan kawasan industri. Pemkab Luwu Utara akan membentuk tim percepatan investasi untuk memastikan seluruh rencana aksi berjalan efektif dan terukur.

Dengan langkah ini, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara berkomitmen menjadikan daerahnya sebagai pusat industri hilir perkebunan di Sulawesi Selatan, terutama untuk komoditas sawit, kopi, dan cokelat.(JY)