MAKASSAR, SULSEL – Langkah tegas pemerintah dalam memberantas praktik pengoplosan beras premium disambut baik pedagang beras di pasar tradisonal di Sulawesi Selatan.

Pasalnya, pemberantasan praktik curang tersebut dinilai telah memicu pergeseran perilaku konsumen, yang kini mulai kembali berbelanja di pasar tradisional demi mendapatkan beras yang lebih terpercaya.

Sebelumnya Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa pemerintah tidak akan memberi ruang bagi pelaku kecurangan pangan.

“Ini soal keadilan untuk petani dan perlindungan bagi masyarakat. Kita akan tindak tegas agar pelaku jera,” ujarnya.

Rita (35) salah satu pembeli beras di pasar tradisional, mengaku kini beralih ke pasar tradisonal karena mendengar beras premium di toko retail sudah banyak dioplos.

“Membeli di pasar tradisional lebih menjamin kualitas dan mutu beras karena langsung dari petani,” katanya, Kamis (7/8/2025).

Junaid (52) salah satu pedagang beras di pasar Mandai Makassar, mengungkapkan bahwa setelah ramai diberitakan tentang beras oplosan justru penjualannya naik 20%.

“Ada kenaikan sedikit, sekitar 20 persen” ujarnya.

Hal serupa juga dirasakan oleh Amiruddin (40), pedagang beras yang telah berjualan selama 17 tahun di kawasan Maminasa Upa Batangkaluku, Kabupaten Gowa.

“Kita sebagai pedagang merasa was-was mengenai beras oplosan seperti apa. Harapannya semoga pelaku pengoplos dapat ditangkap dan dihukum seadil-adilnya,” tegasnya.

Amiruddin juga mengakui bahwa tindakan cepat pemerintah dalam menangani isu ini membawa berkah tersendiri, karena semakin banyak warga yang kini membeli beras di tokonya.

Langkah tegas pemerintah tidak hanya memberikan rasa aman bagi masyarakat, tetapi juga memberikan kepercayaan dan dampak positif bagi pedagang tradisional di tengah persaingan dengan ritel modern.(JY)