MAKASSAR, SULSEL – PSM Makassar mengawali musim yang cukup sulit pada kompetisi Super League (ILeague) 2025-2026. Dua laga awal yang dilakoni Juku Eja, harus berakhir imbang dengan melawan tim promosi.

Masing-masing menjamu Persijap Jepara di BJ Habibie, Parepare (1-1) dan kembali imbang melawan Bhayangkara Presisi Lampung FC (1-1) pada pekan kedua.

Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares mengungkapkan sejumlah alasan hingga anak asuhnya tak mampu memaksimalkan laga. Diantaranya, persiapan yang ia nilai tidak sempurna.

“Persiapan kami tidak sempurna, karena kami tidak memiliki semua pemain yang diinginkan untuk menghadapi pertandingan,” kata Tavares beberapa waktu lalu.

Kembali ke laga pembuka melawan Persijap Jepara, pelatih asal Portugal itu hanya bisa memainkan sebagian besar pemain U-23. Adanya sanksi dari FIFA memaksa Tavares memainkan pemain muda.

Sanksi tersebut berupa larangan memainkan pemain yang baru direkrut pada musim ini. Sanksi dijatuhkan kepada PSM buntut belum selesainya tunggakan gaji Wiljan Pluim saat masih berseragam PSM Makassar.

Setelah sanksi dicabut, Juku Eja nyatanya belum keluar dari masalah. Pada laga kedua melawan Bhayangkara, Tavares mengaku skuad belum komplit sepenuhnya.

“Kita masih ada pemain yang terlambat, cedera dan ada yang sakit. Inilah kondisi yang kita punya. Ini adalah realita yang harus kita hadapi saat ini,” ucap Tavares.

 

Catatan 6 Musim PSM di Dua Laga Pembuka

Dalam enam musim terakhir, tim tertua di Liga Indonesia itu mengalami pasang surut di dua laga pembuka. Pada musim 2018 misalnya, PSM yang kala itu masih dinahkodai Robert Rene Alberts, mampu memenangkan dua laga pembuka Liga 1.

Masing-masing 2-0 lawan PSIS Semarang yang merupakan tim promosi Liga 1 dan kembali menang 0-1 di markas Badak Lampung FC.

Pada musim 2019, Juku Eja bahkan tak terkalahkan dalam tiga laga pembuka Liga 1 dengan menang dari Semen Padang (1-0) Badak Lampung FC (4-0) dan imbang 0-0 lawan Pereikabo 1973.

Pada musim 2020, dua laga pembuka PSM Makassar sukses meraih empat poin setelah mengalahkan PSS Sleman (2-1) dan imbang 1-1 lawan Barito. Meski pada akhirnya kompetisi harus dihentikan imbas Covid-19.

Di musim 2021-2022, menjadi momen paling sulit dihadapi PSM Makassar. Mereka, melakoni dua laga awal dengan imbang lawan Arema FC (1-1) dan Madura United (1-1).

Dua laga tersebut menjadi awal mula skuad besutan Milomir Seslija meraih rentetan hasil minus. Milo sapaan akrab pelatih asal Bosnia itu akhirnya dipecat manajemen PSM sebelum paruh musim 2021-2022 dan digantikan pelatih asal Belanda, Joob Gall.

Ditangan Joob Gall, kondisi PSM ternyata makin memprihatinkan setelah nyaris degradasi dengan finis di posisi 14 klasemen akhir Liga 1. PSM hanya selisih dua poin dengan tim degradasi yakni Persiraja Banda Aceh, Persela Lamongan, dan Persipura Jayapura.

Di musim 2022-2023 menjadi titik balik kebangkitan PSM dengan merebut gelar juara kompetisi. Pada musim tersebut PSM yang sudah dinahkodai Bernardo Tavares memenangkan dua laga awal yakni PSS Sleman (0-2) dan Bali United (2-0).

Sementara di musim 2023-2024 Pasukan Ramang kembali memulai star yang meyakinkan dengan kembali memenangkan dua laga awal. Masing-masing (4-0) lawan PSIS Semarang dan (3-0) lawan Borneo FC.

Terakhir musim lalu tepatnya 2024-2025 Juku Eja lagi-lagi memulai star dengan meraih dua kemenangan. Yakni 3-0 lawan Persis Solo dan 1-2 lawan PSBS Biak. (AR)