Selain itu, salah satu elemen Obon yang paling memukau dan indah secara visual adalah lentera. Selama festival, lentera digantung di rumah-rumah dan kuil, dan di akhir Obon, keluarga-keluarga berpartisipasi dalam Toro Nagashi, sebuah upacara di mana lentera-lentera mengapung ditempatkan di sungai dan laut untuk memandu arwah kembali ke alam baka.

Lentera-lentera ini, yang seringkali dihiasi dengan pesan dan nama-nama mendiang, menciptakan tontonan visual yang mengesankan dan emosional, menerangi air dengan cahayanya yang lembut dan spiritual.

Tidak semua hal tentang Obon bersifat khidmat. Faktanya, salah satu bagian paling meriah dari festival ini adalah tarian Bon Odori. Tarian tradisional ini ditampilkan di alun-alun, taman, dan kuil, di mana orang-orang dari segala usia berkumpul dalam lingkaran di sekitar menara kayu yang disebut yagura.

Musiknya ceria dan koreografinya sederhana, memungkinkan semua orang untuk ikut serta, termasuk Anda! Jadi, jangan ragu untuk bergabung dan nikmati pengalamannya.

Tarian Bon Odori bervariasi di setiap daerah, dan merupakan hal yang umum untuk melihat orang-orang mengenakan yukata (kimono musim panas) saat menari. Lagu-lagu tradisional dan gerakan berulang dalam tarian ini melambangkan penyambutan dan pendampingan roh leluhur.

Berpartisipasi dalam tarian Bon Odori bukan hanya cara yang menyenangkan untuk merasakan budaya lokal, tetapi juga cara untuk terhubung dengan masa lalu dan masa kini Jepang.

Selama Obon, banyak tempat di Jepang menyelenggarakan festival yang menyajikan makanan, permainan, dan kembang api. Inilah saat yang tepat untuk mencicipi hidangan lokal seperti takoyaki (bola gurita), kakigori (es serut), dan yakitori (sate ayam). Pasar dan jalanan menjadi ramai dengan kios-kios makanan, permainan tradisional, dan suasana meriah yang sayang untuk dilewatkan. (AR)