Kendala di wilayah Pontiku, kata Munafri, terkait lokasi yang berada di atas tanah bukan milik Pemkot. Hal ini membuat tim harus terlebih dahulu mengurus izin, kemudian melakukan penggalian, pembongkaran, dan pemasangan pipa.
Saat ini, di daerah tersebut belum ada pipa yang terpasang. Oleh karena itu, sambungan air bersih akan diprioritaskan lebih dulu untuk wilayah yang sudah memiliki jaringan pipa, sebelum masuk ke perencanaan pemasangan di lokasi-lokasi baru.
“Yang belum ada pipa, akan kita garap di tahap berikutnya. Apalagi di beberapa titik, kondisinya berada di atas laut, sehingga pemasangannya cukup menantang,” jelasnya.
Munafri menambahkan, pipa yang digunakan adalah pipa berdiameter 2 inci dan pipa ukuran kecil. Setelah koneksi di Pontiku selesai, proses distribusi air tidak akan memakan waktu lama.
“Koneksinya di Pontiku sudah siap, tapi mungkin tidak bisa langsung berjalan serentak. Kita bertahap, tapi targetnya air akan segera mengalir,” tegasnya.
Dengan tahapan ini, Pemkot Makassar optimistis kebutuhan air bersih warga di utara kota, khususnya Kecamatan Tallo, dapat segera terpenuhi setelah bertahun-tahun menanti.
Sedangkan, Perwakilan WALHI Sulsel, Slamet Riadi, mengapresiasi langkah cepat pemerintah kota. Menurutnya, rencana pengelolaan air bersih ke wilayah utara Kota Makassar sudah ada, tinggal memastikan pelaksanaannya.
“Poinnya, Pak Wali Kota, bersama Direktur PDAM dan Dinas PU sudah merencanakan pengelolaan air bersih ke utara Kota Makassar, kami tinggal mengawal,” kata Slamet.
Dia menuturkan, Kelompok Perempuan Pejuang Air Bersih (Paras) berharap, ke depan seluruh wilayah utara Makassar dapat teraliri air bersih secara merata.
“Harapan kami sederhana, semoga air bersih mengalir ke seluruh wilayah utara,” harapnya.
Dengan adanya komitmen tersebut, warga Kecamatan Tallo kini menanti realisasi janji agar krisis air bersih yang berlangsung hampir dua dekade segera berakhir.