Menag menutup sambutannya dengan visi yang membanggakan. Ia berharap MQK Internasional dapat menjadi pemantik kebangkitan peradaban Islam modern.

“Sejarah mencatat, pada masa Keemasan Islam di Baghdad, lahir para ilmuwan legendaris seperti Al-Khawarizmi dan Ibnu Sina. Melalui MQK ini, kita ingin melahirkan kembali generasi ilmuwan muslim yang tidak hanya piawai membaca kitab, tetapi juga mampu memberi solusi nyata bagi perdamaian dunia dan pelestarian lingkungan,” pungkasnya.

Acara pembukaan berlangsung meriah, diwarnai dengan pertunjukan seni budaya Bugis-Makassar yang memukau dan orkestra lagu tradisional.

Ribuan masyarakat memadati area acara, menyaksikan langsung momen bersejarah yang juga ditandai dengan penanaman pohon sebagai simbol komitmen gerakan ekoteologi.

Selain kompetisi utama, MQK Internasional 2025 juga menghadirkan serangkaian agenda menarik:
* Pramuka Santri dan Expo Kemandirian Pesantren di Lapangan Merdeka.
* Halaqah Internasional yang membahas isu-isu global.
* Night Inspiration dengan penampilan Veve Zukfikar, Raim Laode, Arda Naff, dan Budi Doremi.
* Fajar Inspiration seusai salat Subuh, diisi oleh tokoh-tokoh nasional seperti Prof. Nasaruddin Umar, Prof. Kamaruddin Amin, Prof. Sayid Agil Husin Al-Munawar, dan KH. Abdul Moqsith Ghazali.

Acara juga dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, Bupati Wajo Andi Rosman, Wakil Gubernur Maluku Utara H Sarbin Sehe, serta jajaran pejabat Kemenag, ulama, dan dewan hakim dari dalam dan luar negeri. (HL)