Program ini dirancang untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan soft skill para pendidik agar mampu menerapkan pembelajaran mendalam (deep learning) di kelas.

Juliana, Head of Program Putera Sampoerna Foundation, menjelaskan, “Harapannya, dengan peningkatan kompetensi guru, dampak belajar akan langsung dirasakan siswa, sehingga terjadi perubahan kualitas pembelajaran di sekolah.”

Pelatihan dilaksanakan secara daring dengan fokus pada penguatan metode pembelajaran, komunikasi efektif, dan keterampilan kepemimpinan di lingkungan sekolah.

Juliana menegaskan bahwa syarat utama bagi guru peserta hanyalah komitmen untuk mengikuti program secara penuh. Seleksi peserta dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Makassar dengan pertimbangan motivasi dan kesiapan guru.

Munafri menekankan pentingnya tindak lanjut nyata pasca-penandatanganan MoU. “Ini bukan sekadar seremonial. Kita harus melaksanakan dan mengeksekusi rencana ini sebagai tanggung jawab bersama,” tambahnya.

Juliana juga menegaskan posisi Putera Sampoerna Foundation sebagai lembaga independen yang fokus pada pengembangan kualitas pendidikan di Indonesia. “Kami bukan bagian dari perusahaan rokok. Sama sekali tidak berhubungan dengan perusahaan rokok,” tegasnya.

Program pelatihan ini menjadi yang pertama di Kota Makassar, namun Putera Sampoerna Foundation sudah merencanakan keberlanjutan. Tahun depan, akan digelar program tatap muka untuk pelatihan guru dengan cakupan yang lebih luas.

Kolaborasi ini diharapkan dapat menghadirkan berbagai program beasiswa, peningkatan kapasitas guru, serta pengembangan kurikulum yang relevan dengan tantangan masa depan.

“Kami Pemkot Makassar menargetkan kemitraan ini menjadi model sinergi pemerintah dan swasta dalam mencetak SDM unggul, kreatif, dan kompetitif,” pungkas Munafri. (HL)