Makassar – Pemerintah Kota Makassar dan Australia memperkuat kemitraan strategis dalam pengembangan kewirausahaan, pengelolaan sampah, dan transisi energi bersih.
Komitmen ini ditegaskan Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin dalam peluncuran Program Inkubasi KINETIC-Next Kewirausahaan yang digelar Konsulat Jenderal Australia di Hotel Novotel Grand Shayla Makassar, Rabu (27/8/2025).
“Sebagai pintu gerbang Indonesia Timur, Makassar harus tampil menarik dan kompetitif. Kami membuka peluang kolaborasi seluas-luasnya, termasuk dengan Australia, untuk mewujudkan kota berkelanjutan,” tegas Munafri didampingi Konsulat Jenderal Australia Todd Dias.
Program KINETIC Next merupakan inisiatif Pemerintah Australia melalui Kementerian Iklim, Energi Terbarukan, dan Infrastruktur untuk mendukung usaha kecil menengah (UKM) dan solusi iklim inovatif.
Makassar terpilih sebagai lokasi peluncuran program nasional ini, mencerminkan potensi besar kawasan Indonesia Timur.
Munafri menyoroti pentingnya kolaborasi dalam pengelolaan sampah berkelanjutan, mengingat Makassar menghasilkan 1.000-1.300 ton sampah per hari dengan ketinggian tumpukan di TPA Tamangapa mencapai 16 meter.
“Kami terbuka terhadap teknologi pengelolaan sampah, terutama untuk menangani sampah lama di TPA,” ujarnya.
Pemkot Makassar sendiri, telah menerapkan regulasi dari level rumah tangga dan urban farming untuk mengurangi volume sampah.
Dalam transisi energi bersih, Makassar berkolaborasi dengan Pemerintah Jepang dan Kementerian LHK untuk menargetkan status Zero Carbon City.
Mulai 2026, seluruh kendaraan operasional pemkot akan beralih ke kendaraan listrik berbasis sistem sewa. Munafri juga mendorong startup lokal seperti Petrogel, Energi Timur, Nusa Power, Sumba Sustainable Solutions, dan Kuantimur Tenor untuk berkontribusi dalam solusi iklim.
Todd Dias menegaskan komitmen Australia dalam mendukung inovasi lokal. “Lima dari 15 wirausaha terpilih akan menerima pendanaan hingga Rp1,6 miliar untuk menguji solusi inovatif menghadapi perubahan iklim,” jelas Dias.
Program ini memberikan pelatihan, pendampingan, bantuan teknis, dan akses investor bagi UKM bidang energi terbarukan, pengelolaan sampah, dan ekonomi sirkular. “Ini bukti nyata kolaborasi internasional untuk dampak lokal,” tambah Dias.
Pemkot Makassar dan Konsulat Australia akan menyelenggarakan lokakarya teknis pengelolaan sampah terpadu, program akselerator untuk startup hijau, serta studi kelayakan untuk proyek percontohan energi terbarukan.
Kolaborasi Makassar-Australia ini menjadi model kemitraan internasional yang berfokus pada solusi praktis dan berkelanjutan untuk tantangan urban dan lingkungan. (HL)