BAUBAU, SULTRA — Kapal Motor (KM) Tilongkabila milik PT PELNI (Persero) terpaksa menghentikan pelayarannya dan kembali ke Pelabuhan Baubau setelah mengalami gangguan kemudi, Senin (28/7/2025) dinihari.
Kepala Cabang PELNI Baubau, Jasman, menjelaskan bahwa gangguan terjadi saat kapal sedang menuju Pelabuhan Raha. “Setelah berlayar sejauh 13 mil laut dari Pelabuhan Baubau, kapal mengalami kendala pada bagian kemudi dan sempat menabrak tepi tebing dangkal sekitar pukul 22.19 Wita. Nakhoda kemudian memutuskan kembali ke Baubau demi keselamatan penumpang,” jelasnya.
Insiden tersebut diduga terjadi di perairan Selat Buton, tepatnya wilayah Selat Baruta, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, benturan mengakibatkan getaran keras di dalam kapal dan memicu kepanikan di antara 1.308 penumpang.
Setelah merapat kembali di Pelabuhan Baubau, seluruh penumpang diturunkan dengan aman. PELNI langsung mengumumkan pembatalan pelayaran dan menjamin pengembalian dana tiket secara penuh.
“Bagi penumpang yang batal berangkat dan calon penumpang dari pelabuhan lain, kami pastikan 100 persen dana tiket dikembalikan. Saat ini kapal sedang dalam pemeriksaan menyeluruh untuk perbaikan,” lanjut Jasman.
KM Tilongkabila sendiri merupakan kapal buatan Jerman tipe 1000 yang telah beroperasi selama 31 tahun per 2025. Kapal ini melayani rute panjang dari Benoa hingga Bitung, melintasi kota-kota besar seperti Makassar, Bau-Bau, Kendari, hingga Gorontalo.
Demi menjamin keselamatan, KM Tilongkabila dilengkapi dengan peralatan penyelamatan memadai, seperti 8 sekoci berkapasitas 764 orang dan 50 perahu karet dengan total daya tampung 1.250 orang. Sistem evakuasi laut Marine Evacuation System (MES) juga tersedia untuk mempermudah proses penyelamatan darurat.
PT PELNI menegaskan bahwa keselamatan pelayaran adalah prioritas utama. “Kami selalu mengikuti aturan pelayaran dan himbauan dari otoritas pelabuhan serta instansi terkait dalam setiap pelayaran,” tegas Jasman.