MAKASSAR, SULSEL — Di sudut-sudut sempit Kota Makassar, tempat yang dulu mungkin hanya dianggap sebagai gang sempit atau halaman kosong, kini berubah menjadi ladang harapan. Tanaman cabai, tomat, hingga jagung tumbuh subur di polybag yang tertata rapi. Tak tampak seperti kebun besar, tapi cukup untuk memberi hasil nyata, pangan segar dari halaman sendiri.

Inisiatif ini bukan muncul begitu saja. Di balik kebun-kebun kecil itu, ada tangan-tangan kepedulian yang senyap tapi bekerja aktif. Para Bhabinkamtibmas Polres Pelabuhan Makassar. Mereka tak hanya menjaga keamanan, tapi juga mendampingi warga untuk menanam, merawat, hingga memanen tanaman pangan sendiri di lingkungan rumah.

“Program ini tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi warga. Hasil panennya bisa langsung dimanfaatkan,” kata Kasubsipenmas Polres Pelabuhan Makassar, Aipda Adil, Jumat (18/7/2025).

Lewat program ketahanan pangan, polisi hadir bukan dalam wujud patroli, tapi sebagai fasilitator perubahan. Mereka mengajak warga berpikir ulang soal potensi pekarangan, halaman sempit, bahkan sisa lahan di pinggir selokan. Tak butuh lahan luas, cukup kemauan dan pendampingan.

Dengan metode tanam polybag, tanaman sayur dan buah tumbuh sehat di sudut rumah. Tanah kota yang keras dan sempit ternyata bukan penghalang. Di sela gang, di bawah pagar rumah, hingga teras dapur, kini jadi tempat bertumbuhnya sayur-sayuran segar.

“Kami juga memberikan edukasi dan motivasi. Agar setiap jengkal lahan bisa produktif,” tambah Aipda Adil.

Pendekatan ini bukan semata program simbolik. Warga sudah mulai memanen cabai sendiri, menanak sayur dari kebun di halaman, bahkan menjual hasil panen kecil-kecilan. Selain mengurangi pengeluaran rumah tangga, mereka juga belajar hidup mandiri.

Lebih dari itu, program ini menghadirkan transformasi sosial: kebersamaan, keaktifan warga, dan hubungan yang lebih dekat antara polisi dan masyarakat. Polisi tidak lagi hanya dikenal sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai mitra dalam kehidupan sehari-hari.

Ketahanan pangan, yang selama ini identik dengan sawah dan ladang luas, kini menemukan bentuk baru di halaman warga kota, dipupuk dengan semangat gotong royong dan pendampingan aktif dari aparat kepolisian.

Dari kebun mini ini, harapan tumbuh: tentang pangan, tentang solidaritas, dan tentang kota yang makin mandiri.