JAKARTA – Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana gempa bumi dan tsunami. Letak geografis di kawasan Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) membuat negeri ini berada di jalur pertemuan lempeng tektonik aktif yang kerap memicu guncangan besar.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, terdapat 13 segmen megathrust di wilayah Indonesia. Dua di antaranya dinilai memiliki potensi risiko tertinggi: Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengingatkan bahwa gempa besar dari kedua zona ini hanya tinggal menunggu waktu.

“Kondisi ini dikenal sebagai seismic gap, yaitu wilayah yang sudah lama tidak mengalami gempa besar dalam siklus ratusan tahun,” sebut Daryono, dikutip, Minggu (10/8/2025)

Gempa Nias Barat, Sinyal dari Megathrust Mentawai-Siberut
Pada 7 Mei 2025, gempa berkekuatan M5,2 mengguncang Nias Barat. Analisis BMKG menyebut, gempa dangkal ini dipicu aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia.

Mekanisme sumber menunjukkan pergerakan naik (thrust fault) dan berpusat di zona Megathrust Mentawai-Siberut.

Secara terpisah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingatkan risiko gempa megathrust di selatan Jawa Barat hingga Selat Sunda.

Menurut peneliti BRIN Nuraini Rahma Hanifa, energi yang terkunci di zona subduksi ini dapat memicu gempa hingga magnitudo 8,7.

Jika terjadi, guncangan tersebut bisa memicu tsunami setinggi 20 meter di Pangandaran dan menyebar ke Banten, Lampung, hingga Jakarta.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa isu megathrust bukanlah hal baru. Namun, peringatan terus digaungkan demi mendorong mitigasi, bukan sekadar pembahasan.

BMKG telah mengambil sejumlah langkah penempatan Sensor InaTEWS di zona megathrust untuk peringatan dini tsunami. Termasuk edukasi Publik bekerja sama dengan pemerintah daerah dan Indian Ocean Tsunami Information Center, melibatkan 25 negara di Samudra Hindia.

“Juga dilakukan pengecekan Berkala Sirine Tsunami yang dihibahkan ke pemerintah daerah. Serta penyebarluasan Informasi bersama Kementerian Kominfo,” tegas Dwikorita

Adapun daftar 13 Segmen Megathrust di Indonesia:
• Mentawai-Pagai (M8,9)
• Enggano (M8,4)
• Selat Sunda (M8,7)
• Jawa Barat–Jawa Tengah (M8,7)
• Jawa Timur (M8,7)
• Sumba (M8,5)
• Aceh-Andaman (M9,2)
• Nias-Simeulue (M8,7)
• Batu (M7,8)
• Mentawai-Siberut (M8,9)
• Sulawesi Utara (M8,5)
• Filipina (M8,2)
• Papua (M8,7)

Dengan potensi sebesar ini, para ahli menegaskan bahwa kesadaran, edukasi, dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi pertahanan utama untuk meminimalkan korban dan kerugian ketika megathrust akhirnya terjadi. (HL)