Rastranews.id, Makassar – Nilai impor barang yang dibongkar di pelabuhan Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami kontraksi sangat dalam pada Juli 2025, menyentuh level terendah.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terjadi penurunan drastis sebesar 28,67% secara tahunan (year-on-year/yoy), didorong oleh penyusutan impor tiga komoditas utama, gandum, mesin, dan gula.
Berdasarkan rilis resmi BPS Sulsel, nilai impor Juli 2025 tercatat US$72,62 juta. Angka ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi pada Juli 2024 yang mencapai US$101,80 juta.
Tren penurunan tidak hanya terjadi dalam hitungan bulanan, tetapi juga secara akumulatif. Sepanjang Januari-Juli 2025, nilai impor Sulsel menyusut 20,89 persen atau setara US$131,00 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kepala BPS Sulsel, Aryanto, mengungkapkan terjadi pergeseran komposisi komoditas impor dengan kelompok barang konsumsi kini mendominasi.
“Gula dan Kembang Gula merupakan barang impor dengan nilai terbesar, yakni US$16,14 juta atau menyumbang 22,22 persen dari total impor provinsi,” jelas Aryanto.
Komoditas penyumbang impor terbesar berikutnya adalah, gandum-ganduman, mesin/peralatan listrik, kakao/coklat, dan mesin-mesin/pesawat mekanik.
“Kelima kelompok barang ini secara bersama-sama menjadi penggerak utama aktivitas impor di Sulsel,” tambahnya.
Anjloknya nilai impor secara kumulatif hingga Juli 2025 terutama disumbang oleh merosotnya pembelian tiga komoditas kunci, yaitu gandum-ganduman yang turun sangat dalam sebesar US$107,07 juta atau 50,40 persen.
Lalu mesin-mesin/pesawat mekanik, yang berkurang US$29,48 juta atau 47,57 persen dan gula serta kembang gula menyusut US$12,04 juta atau 13,07 persen. (HL)