Gubernur Anwar Hafid mengaku kehadirannya bukan sekadar menghadiri seremoni, melainkan bentuk komitmen untuk melihat langsung kondisi lapangan. Ia menegaskan bahwa sebagai pemimpin, dirinya tidak ingin hanya membaca laporan, tetapi ingin turun langsung memastikan kebutuhan rakyat terpenuhi.

Dengan kondisi gedung yang terbatas, sebagian kegiatan belajar mengajar dan praktik juga masih meminjam ruang dari dunia usaha. Karenanya, dukungan terhadap infrastruktur dasar seperti akses jalan dianggap sangat krusial.

“Kalau kita mau membangun Sulawesi Tengah 2045, maka pendidikan harus jadi fondasinya. Termasuk akses fisik ke sekolah-sekolah kejuruan seperti ini,” tutup Gubernur.