Rastranews.id, Makassar – Data resmi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) bagai tamparan keras. Hingga September 2025, penyakit Tuberkulosis (TBC) telah merenggut 724 nyawa dan menginfeksi 19.834 warga.

Data ini mengonfirmasi status Sulsel sebagai salah satu dari delapan provinsi dengan beban TBC tertinggi di Indonesia.

“Kami tidak menutup mata. Saat ini dari Januari sampai September ada 19.834 kasus TBC dari target 45.472 kasus di tahun ini. Ini situasi yang serius,” tegas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel, Ishaq Iskandar.

Peta sebaran kasus menunjukkan konsentrasi yang mengkhawatirkan. Kota Makassar sendiri menyumbang 6.627 kasus, sebuah angka yang fantastis dan mencakup sepertiga dari total kasus di seluruh provinsi.

Dua wilayah penyumbang terbanyak berikutnya adalah Kabupaten Gowa (1.234 kasus) dan Kabupaten Bone (1.185 kasus).

Tingginya angka di tiga wilayah ini tidak lepas dari densitas penduduk yang padat, yang memfasilitasi penularan bakteri mematikan ini.

Dari ribuan kasus yang terdata, 18.366 orang telah memulai pengobatan. Namun, kabar buruk datang dari 724 pasien yang gagal diselamatkan.

“Yang meninggal adalah pasien yang sementara dalam pengobatan. Pasien meninggal biasa dari rawat inap yang sudah dalam kondisi parah dan adanya komorbid lainnya,” ungkap Ishaq, menjelaskan betapa rentannya pasien yang telat ditangani.

Angka ini menerjemahkan rasio kematian (Case Fatality Rate) sebesar 3,94 persen dari pasien yang diobati, sebuah angka yang tidak bisa dianggap remeh.

Kepala Dinkes Sulsel membeberkan peta persebaran TBC nasional yang menempatkan Sulsel pada posisi ‘istimewa’ yang tidak diinginkan.