Kemudian pengembangan potensi desa spesifik seperti menyesuaikan dengan keunikan dan sumber daya masing-masing desa.
Lalu kolaborasi strategis, yaitu kerja sama dengan Koperasi Desa Merah Putih dan lembaga lain karena merupakan peluang konkret.
“Ada beberapa program yang bisa dikolaborasikan dengan pemerintah desa, begitupun di kecamatan dan kabupaten, yaitu Koperasi Desa Merah Putih, dan sebagainya, ini kan semua peluang,” paparnya.
Sementara itu, terkait motivasinya memimpin di tengah kesibukan pribadi, Syahruni mengaku menerima tantangan ini karena adanya dorongan dan kepercayaan dari pengurus di tingkat kecamatan yang menginginkan kejelasan dan kebangkitan organisasi.
“Pertama karena adanya dorongan dari bawah. Ada beberapa pengurus kecamatan melihat kondisi bahwa kepengurusan kabupaten belum jelas, maka mereka menemui saya meminta untuk bersedia dicalonkan memimpin Karang Taruna,” akunya.

Oleh sebab dorongan dan kepercayaan itu, Syahruni merasa tidak bisa mengabaikan potensi pemuda yang terancam tak tersalurkan.