Rastranews.id, Makassar – Tawuran antarwarga di kawasan utara Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), ternyata dipicu konflik lama yang telah berlangsung sejak tahun 1989.
Hal itu diungkapkan Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, saat dikonfirmasi, Selasa (23/9/2025).
“Tawuran ini permasalahannya sudah ada sejak 1989, konflik antarwarga yang tidak selesai hingga kini,” kata Arya.
Dalam empat hari terakhir, ketegangan kembali pecah hingga membuat warga resah. Setidaknya empat orang telah menjadi korban terkena panah busur.
“Mereka melihat kondisi sepi dari polisi, lalu langsung tawuran. Kami sudah menempatkan anggota, tapi Senin malam saat kegiatan Ngopi Kamtibmas, tawuran kembali terjadi dari lorong sebelah,” ungkap Arya.
Ia menyebutkan, para pelaku tawuran sebagian besar masih berusia sangat muda.
“Yang terlibat ini rata-rata di bawah umur, ada yang 14, 13, bahkan 12 tahun. Mereka tidak main-main karena menggunakan panah busur, bom molotov, petasan, bahkan ada yang memakai senapan angin,” jelasnya.
Meski belum ada pelaku yang diamankan, polisi sudah memetakan lokasi dan jaringan kelompok yang terlibat. Arya memastikan upaya penindakan akan segera dilakukan.
“Insyaallah kami akan melakukan tindakan tegas terhadap para pelaku,” tegasnya.
Informasi yang dihimpun, tawuran melibatkan kelompok pemuda dari Jalan 148, Jalan Kandea, Jalan Lembo, dan Jalan Layang, Kecamatan Tallo. Selain menyebabkan korban luka, sejumlah fasilitas dan kendaraan warga juga rusak.
Untuk mencegah bentrok susulan, puluhan personel Polrestabes Makassar kini disiagakan di lokasi yang kerap dijadikan arena tawuran. Kondisi di kawasan tersebut dilaporkan sudah berangsur kondusif. (MA)