Rastranews.id, Makassar – Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) daya beli petani di Sulsel menunjukkan tren positif pada Agustus 2025.

Kepala BPS Sulsel Aryanto mengatakan bahwa, nilai Tukar Petani (NTP) provinsi tersebut tercatat naik sebesar 0,92 persen menjadi 122,44 dari posisi Juli 2025 yang sebesar 121,33.

“Kenaikan NTP ini menunjukkan bahwa kemampuan atau daya beli petani di pedesaan semakin menguat,” katanya pada rilis bulanan, pada (1/9/2025) lalu

NTP, yang merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib), berfungsi sebagai indikator daya tukar hasil pertanian terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi untuk biaya produksi dan keperluan rumah tangga.

Berdasarkan pemantauan harga di perdesaan, kenaikan NTP pada Agustus 2025 dipicu oleh kenaikan It sebesar 1,28 persen, yang lebih besar dibandingkan kenaikan Ib yang hanya sebesar 0,36 persen.

“Artinya, kenaikan harga komoditas yang dijual petani lebih tinggi daripada kenaikan harga barang yang mereka beli,” jelas Aryanto.

Secara spesifik, Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik dari 147,50 di Juli menjadi 149,39 di Agustus. Kenaikan ini disumbang oleh empat subsektor utama: Tanaman Pangan (naik 1,81%), Hortikultura (naik 3,06%), Perkebunan Rakyat (naik 0,43%), dan Perikanan (naik 0,57%). Satu-satunya subsektor yang mengalami penurunan adalah Peternakan, dengan penurunan sangat tipis sebesar 0,05 persen.

Sementara itu, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) mengalami kenaikan yang lebih landai, yaitu sebesar 0,36 persen dari 121,57 menjadi 122,01.

Kenaikan ini terjadi secara merata di semua subsektor, dengan persentase tertinggi di Hortikultura (0,61%) dan Peternakan (0,54%), diikuti oleh Perkebunan Rakyat (0,41%), Tanaman Pangan (0,33%), dan Perikanan (0,12%).

Kenaikan NTP ini secara relatif mengindikasikan bahwa pendapatan petani di Sulawesi Selatan pada Agustus 2025 tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan pengeluaran mereka, sehingga memperkuat posisi ekonomi mereka di pedesaan. (MA)