Rastranews.id, Mojokerto – Ribuan orang penanggulangan bencana dari seluruh Indonesia membanjiri situs sejarah Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur pada puncak peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2025, Kamis (2/10/2025) malam.
Acara kolosal yang dipusatkan di “Bumi Majapahit” ini tidak hanya menjadi perayaan, tetapi juga momentum strategis penyerahan estafet penyelenggaraan tahun 2026 kepada Provinsi Banten, yang ditandai dengan boyongan bendera pataka.
Gelaran puncak Bulan PRB 2025 di Lapangan Trowulan berhasil menciptakan atmosfer kebersamaan yang hangat dan penuh semangat.
Pameran inovasi kebencanaan, simulasi kesiapsiagaan, gelar budaya, hingga “fun run for resilience” digelar, melibatkan partisipasi aktif dari pemerintah, relawan, akademisi, dan masyarakat. Rangkaian kegiatan ini menegaskan bahwa PRB adalah gerakan kolektif, bukan tanggung jawab pemerintah semata.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, mengangkat filosofi “Surya Majapahit” sebagai simbol ketangguhan.
“Delapan sinar Surya Majapahit kita maknai sebagai arah ketangguhan, kesiapan, gotong royong, hingga inovasi. Nilai-nilai inilah yang akan kita warisi untuk membangun ketangguhan menghadapi bencana di seluruh tanah air,” tegas Emil.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, dalam kesempatan itu menekankan pentingnya membudayakan pencegahan bencana.
Ia mengajak semua pihak memulai dari hal sederhana. “Bencana seperti banjir bisa kita cegah. Yang sederhana saja, coba kita tidak buang sampah sembarangan. Kita jaga sungai agar tidak banjir karena sampah,” imbau Pratikno.
Suasana haru dan khidmat menyelimuti lapangan ketika Emil Dardak dan Menko PMK Pratikno mengajak seluruh hadirin mendoakan korban sejumlah bencana di Jawa Timur, termasuk gempa bumi di Banyuwangi dan Sumenep, serta insiden di Pondok Pesantren Al Khoziny.
Momen ini mengingatkan semua pihak bahwa di balik upaya PRB, terdapat nilai kemanusiaan yang mendalam.
Puncak acara ditandai dengan penyerahan bendera pataka secara simbolis dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada Pemerintah Provinsi Banten oleh Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto.
“Penyerahan bendera pataka ini bukan sekadar seremonial, tetapi simbol perpindahan tanggung jawab dan semangat gotong royong. Tahun depan, kita akan teruskan komitmen membangun ketangguhan ini dari Banten,” ujar Suharyanto.
Peristiwa ini menandai secara resmi bahwa Provinsi Banten akan menjadi tuan rumah puncak peringatan Bulan PRB 2026.
Bendera pataka pun diboyong dari ujung timur menuju ujung barat Pulau Jawa, mengukuhkan estafet ketangguhan bencana secara nasional.
Melalui peringatan ini, BNPB bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur menegaskan bahwa investasi terbaik dalam penanggulangan bencana adalah dengan membangun kesiapsiagaan sejak dini dan mengedepankan kolaborasi multipihak. (HL)