Rastranews.id, Jakarta — Kementerian Sosial (Kemensos) RI menetapkan Sekolah Rakyat sebagai model percontohan Sekolah Aman Bencana di Indonesia.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya Kemensos memperkuat ketahanan masyarakat terhadap bencana sejak usia dini melalui pendidikan berbasis kesiapsiagaan.
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos, Prayitno Hadi, mengatakan bahwa Sekolah Rakyat dipilih karena memiliki pendekatan pendidikan yang inklusif dan berbasis komunitas.
Siswa tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga praktik mitigasi bencana sesuai karakteristik wilayahnya.
“Sekolah Rakyat menjadi contoh bagaimana pendidikan bisa berperan langsung dalam membangun kesadaran dan kemampuan tanggap bencana. Anak-anak diajarkan cara evakuasi, mengenali risiko di sekitar mereka, hingga mengorganisir diri saat terjadi bencana,” ujar Prayitno di Jakarta, Kamis (6/11/2025).
Program ini akan dimulai di beberapa daerah rawan bencana seperti Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur, sebelum dikembangkan ke wilayah lain.
Kemensos juga akan melibatkan Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan lembaga sosial masyarakat dalam mendampingi sekolah-sekolah percontohan tersebut.
Selain itu, kegiatan ini menjadi bagian dari implementasi Desa Tangguh Bencana (Destana) dan Sekolah Siaga Bencana (SSB) yang diintegrasikan melalui pendekatan sosial dan kemanusiaan.
Prayitno menegaskan bahwa model Sekolah Rakyat bukan sekadar proyek pendidikan, melainkan gerakan sosial yang menanamkan nilai gotong royong dan kepedulian sejak dini.
“Kita ingin anak-anak tumbuh dengan kesadaran sosial tinggi, tangguh menghadapi risiko, dan siap menjadi agen perubahan di lingkungannya,” tambahnya.
Melalui inisiatif ini, Kemensos berharap muncul lebih banyak sekolah berbasis komunitas yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga siap menghadapi tantangan alam dan sosial di masa depan. (MU)

