Rastranews.id, Makassar – Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan, Brigjen Pol Budi Sajidin, menegaskan bahwa perang melawan narkoba di Makassar tidak cukup hanya dengan penindakan.

Ia mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menertibkan pemukiman tanpa izin mendirikan bangunan (IMB) di kawasan yang selama ini dikenal sebagai “kampung narkoba”, karena dianggap menjadi akar dari peredaran narkotika dan konflik sosial.

“Itu kan di depannya kuburan, kalau itu digusur, diratain itu bisa jadi kuburan benar. Jadi wilayah tersebut adalah wilayah tidak ada IMB-nya. Di situ terjadi banyak peredaran narkoba, banyak konflik, dan bertahun-tahun ke belakang, itu kerusuhan banyak ditimbulkan dari situ,” tegas Brigjen Budi saat konferensi pers, Senin (10/11/2025).

Menurutnya, kawasan seperti Sapiria, Borta, Lembo, dan Gotong selama ini menjadi zona merah narkotika yang tak hanya memunculkan kriminalitas, tetapi juga menimbulkan perang antarkampung.

Karena itu, ia meminta Pemkot Makassar dan aparat penegak hukum mengambil langkah konkret menata ulang kawasan tersebut, agar tidak lagi menjadi sarang pelaku kriminal.

“Untuk kampung narkoba, Sapiria, Borta, dan Lembo tersebut usahakan kampung tersebut tidak ada istilah kampung narkoba lagi,” ujarnya.

Desakan itu disampaikan setelah Polda Sulsel, BNNP Sulsel, Polrestabes Makassar, dan sejumlah instansi terkait menggelar Operasi Gabungan Pemulihan Kampung Rawan Narkotika Terpadu di wilayah Kelurahan Lembo, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sabtu (8/11/2025) dini hari.

Sedikitnya 540 personel gabungan dikerahkan dalam operasi tersebut. Rinciannya, 361 personel Polda Sulsel, 50 personel BNNP Sulsel, 76 personel Polrestabes Makassar, 17 personel Polres Pelabuhan Makassar, 12 pegawai Dinas Kesehatan Makassar, 9 pegawai Kesbangpol, dan 15 anggota Satpol PP Makassar.

Dalam penggerebekan itu, 29 orang berhasil ditangkap atas dugaan keterlibatan dalam penyalahgunaan narkotika. Dari jumlah itu, 8 orang ditangkap di Lembo, 15 orang di Sapiria, Gotong, dan 6 orang di Borta.

Petugas juga menyita puluhan paket sabu, ganja, tembakau sintetis, 25 unit ponsel, timbangan digital, alat isap sabu, senjata tajam, senapan angin, serta uang tunai Rp6,7 juta.

Brigjen Budi menyebut, operasi besar-besaran ini merupakan hasil arahan langsung Kapolda Sulsel, Irjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro.

“Jadi kegiatan operasi kemarin hari Sabtu jam 3 subuh itu, atas petunjuk dari Pak Kapolda. Karena sebelumnya juga sudah ada konflik di Borta, Sapiria bahwa kampung narkoba tersebut itu ada pembakaran rumah, ada pembakaran motor, itu ada konflik antar kampung,” katanya.

Ia menuturkan, operasi dilakukan pada dini hari karena pertimbangan keamanan.

“Sehingga kalau kita masuk siang, itu berat. Takutnya kita sendiri tidak aman, dan terusir,” ungkapnya.

Meski menyisir kawasan padat dan rawan, pelaksanaan operasi berlangsung tanpa perlawanan.

“Dengan dilaksanakan subuh-subuh dengan kekuatan yang banyak, itu atas dukungan Bapak Kapolda. Pelaksanaan ini juga lancar, aman, dan anggota melaksanakan secara profesional. Jadi tidak ada perlawanan dan kembali juga selamat setelah itu hasil yang didapat Alhamdulillah malah banyak senjata tajam,” ujarnya.

Selain pengedar, aparat juga menangkap sejumlah orang yang selama ini disebut sebagai pemicu perang antarkampung.

“Jadi biang kerok-biang kerok yang jadi (pemicu) perang antar-kampung malah dapat diamankan juga pada saat razia bersama pembersihan narkoba tersebut,” ujarnya.

Namun Brigjen Budi menegaskan, keberhasilan operasi hanyalah langkah awal. Ia mengajak pemerintah daerah dan masyarakat untuk menata ulang kawasan yang selama ini distigma sebagai sarang kejahatan.

“Jadi kampung tersebut kita harus ubah menjadi kampung yang produktif. Apakah itu produksi kopi, atau ahli-ahli elektronik, kita berniat untuk mengubah itu menjadi baik,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan apresiasi kepada Kapolda Sulsel yang dinilainya memiliki visi yang jelas untuk menciptakan keamanan dan ketertiban di wilayah ini.

“Dalam kesempatan ini, apa yang dijelaskan oleh Bapak Kapolda sudah sangat jelas. Kita semua harus mendukung dan mensupport apa yang menjadi visi dan misi beliau. Yaitu bagaimana situasi Makassar dan Sulawesi Selatan ini aman dan tertib,” ujar Budi.

Ia menutup dengan seruan moral bahwa perang melawan narkoba bukan hanya tugas aparat, tetapi juga tanggung jawab sosial dan kemanusiaan.

“BNN sendiri berharap kepada kita semua, jadikanlah Sulsel ini BERSINAR (Bersih dari Narkoba). War on drugs for humanity. Jadi kita niatnya ibadah,” pungkasnya.(JY)