Rastranews.id, Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa membeberkan strategi khusus untuk masalah utang yang mencapai sekitar Rp 9.138,05 triliun agar bisa dikurangi atau bahkan dilunasi.
Menurut Purbaya strateginya berfokus pada efisiensi belanja anggaran dan peningkatan pertumbuhan ekonomi untuk menekan defisit dan menaikkan rasio penerimaan pajak terhadap Produk Domestik Bruto (tax-to-GDP ratio).
Purbaya mengatakan pentingnya pengeluaran pemerintah yang optimal agar berdampak maksimal pada perekonomian.
Total utang pemerintah pusat per akhir Juni 2025 adalah Rp 9.138,05 triliun, yang terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp7.980,87 triliun dan pinjaman senilai Rp 1.157,18 triliun.
Angka ini merupakan rasio sebesar 39,86 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Strategi yang pertama adalah anggarannya dibelanjakan, tepat sasaran, tepat waktu, enggak ada kebocoran, optimalkan dampak anggaran ke perekonomian,” ujar Purbaya, Selasa (28/10).
Purbaya berharap, dengan efektivitas belanja ini, pertumbuhan ekonomi akan lebih cepat, dan pada gilirannya akan meningkatkan penerimaan pajak.
“Harapannya dengan seperti itu maka pertumbuhan ekonomi lebih cepat, pajaknya juga akan lebih besar income-nya, sehingga saya bisa menekan defisit dari situ,” jelasnya.
Adapun Purbaya menargetkan perbaikan signifikan pada tax-to-GDP ratio dalam beberapa bulan ke depan, didukung oleh perbaikan di sektor penerimaan (pajak dan bea cukai) dan pertumbuhan sektor riil yang kuat.
“Harusnya sih dengan perbaikan juga di sektor penerimaan, bea cukai dan juga pajak, coretax dan lain-lain, harusnya sih kita bisa expect perbaikan di tax-to-GDP ratio,” katanya.
Purbaya secara spesifik memperkirakan bahwa jika sektor riil berjalan bagus sesuai desainnya, hal itu berpotensi menaikkan tax ratio hingga setengah sampai satu persen.
Kenaikan satu persen setidaknya berhubungan dengan penerimaan tambahan minimal Rp 100 triliun.
Untuk memastikan sektor riil tumbuh, Purbaya menyatakan bahwa dirinya aktif melakukan kunjungan dan pertemuan (sidak) untuk menghilangkan hambatan.
“Jadi saya harapkan sektor riil bisa tumbuh dengan effort, makanya saya ke sana-sini memastikan hambatan-hambatan di sektor riil bisa berkurang secara signifikan,” tegasnya.
Purbaya mengaku sedang bertaruh pada kuartal ini agar laju pertumbuhan ekonomi dapat lebih cepat dibandingkan triwulan sebelumnya.
“Saya bertaruh untuk triwulan ini paling enggak laju pertumbuhan ekonominya lebih cepat dibanding triwulan-triwulan sebelumnya, kita targetkan di atas 5 persen, kalau bisa syukur,” pungkasnya.

