Rastranews.id, Nagekeo – Banjir bandang melanda Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Senin 8 September 2025.
Akibatnya sebanyak 18 desa terisolir dan lima orang dinyatakan hilang.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan, memasuki hari ketiga pascakejadian, atau Rabu (10/9/2025), BPBD Kabupaten Nagekeo bersama lintas instansi gabungan melanjutkan upaya pencarian dan pertolongan terhadap lima orang yang masih dinyatakan hilang.
“Kondisi cuaca yang sering berubah-ubah di tambah masifnya timbunan material yang terbawa oleh banjir bandang menjadi tantangan tim SAR gabungan,” ujar Aam, sapaan akrabnya, Rabu, 10 September 2025.
Sejalan dengan operasi SAR tersebut, BNPB bersama pemerintah daerah dan instansi terkait akan terus berupaya maksimal untuk memastikan penanganan darurat berjalan efektif, serta memastikan kebutuhan dasar masyarakat terdampak terpenuhi dengan segera.
Di sisi lain, proses pembersihan akses menuju lokasi terdampak juga masih terus dimaksimalkan.
Tim gabungan pun harus bertarung dengan waktu, sebab sejumlah wilayah belum dapat dijangkau, termasuk 18 desa di Kecamatan Mauponggo yang masih terisolasi akibat terputusnya akses jalan, jaringan listrik, dan sinyal komunikasi.
Sementara untuk penyaluran logistik akan didukung oleh BPBD NTT melalui jalur laut.
Distribusi bantuan itu dijadwalkan dapat bergeser pada Kamis 11 September 2025.
Bantuan yang akan dikirimkan meliputi 100 lembar selimut, 100 unit matras, 75 paket hygiene kit, 50 paket peralatan masak, 25 unit kasur lipat.
Selain itu, BPBD Provinsi merekomendasikan tambahan kebutuhan berupa makanan siap saji untuk mendukung para penyintas.
Sementara itu, status tanggap darurat masih dalam proses penetapan.
Bupati Nagekeo telah berada di Kupang untuk mengikuti rapat koordinasi dengan Gubernur NTT terkait langkah-langkah penanganan darurat bencana.
Setelah status tanggap darurat ditetapkan, BNPB akan langsung mengirimkan personel untuk pendampingan, serta memberikan dukungan lain yang dibutuhkan warga terdampak, termasuk hal-hal lain yang dianggap perlu dalam proses percepatan penanganan darurat.
Sebagai informasih, Kecamatan Mauponggo saat ini menjadi titik utama pengungsian.
BPBD Kabupaten Nagekeo telah mendirikan pos pengungsian, yang sementara ini sudah menampung 30 jiwa.
Kebutuhan mendesak yang masih diperlukan antara lain tenda, bahan makanan, pakaian, kebutuhan bayi, serta opsi pengiriman bantuan logistik melalui udara ke wilayah-wilayah yang terisolasi.
BNPB terus memantau dan berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Nagekeo, terkait perkembangan penanganan darurat bencana. (MA)