BANTAENG, SULSEL — Banjir bandang yang melanda Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, pada Sabtu (5/7/2025), menyusul hujan berintensitas tinggi yang mengguyur kawasan tersebut sejak dini hari, mengakibatkan sebanyak 1.295 kepala keluarga (KK) terdampak di 13 kelurahan dan desa yang tersebar di empat kecamatan.

Bencana ini tidak hanya menggenangi permukiman padat penduduk, tetapi juga merusak infrastruktur, lahan pertanian, serta memutus akses jalan di sejumlah titik.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebutkan bahwa wilayah terdampak cukup luas, meliputi Kecamatan Bantaeng, Bissappu, Uluere, dan Eremerasa. Di Kecamatan Bantaeng, air merendam enam kelurahan, sementara lima kelurahan dan desa di Bissappu turut terdampak.

Selain itu, banjir juga menjangkau Desa Bonto Lojong di Uluere serta Desa Ulugalung di Eremerasa. Dua tanggul sungai jebol, dan dua akses jalan utama terputus, menyebabkan terganggunya aktivitas warga dan distribusi logistik. Sejumlah lahan pertanian milik warga juga mengalami kerusakan, namun pendataan secara menyeluruh masih terus berlangsung.

“Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Bantaeng, TNI, Polri, relawan, serta unsur pemerintah daerah langsung turun ke lokasi melakukan evakuasi warga dan asesmen cepat terhadap dampak kerusakan. Penanganan darurat dilakukan secara terkoordinasi, termasuk penyediaan bantuan logistik, layanan kesehatan, dan perlindungan terhadap kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia,” sebutnya.

BNPB juga menyatakan siap memberikan dukungan tambahan, baik dalam bentuk logistik, tenaga, maupun koordinasi lintas sektor guna mempercepat proses tanggap darurat dan pemulihan. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, terutama mereka yang bermukim di sekitar bantaran sungai dan wilayah rawan longsor.

Pemerintah meminta warga untuk tidak ragu melaporkan kondisi darurat kepada aparat setempat apabila diperlukan evakuasi lanjutan.

Terpisah, Kepala BPBD Sulawesi Selatan, Amson Padolo, mengonfirmasi bahwa banjir yang sempat terjadi serempak di sejumlah daerah termasuk Bone, Bulukumba, Jeneponto, dan Sinjai kini telah berangsur surut.

Ia menyebut saat ini fokus utama adalah pada penanganan pascabencana, agar proses pemulihan berjalan cepat dan merata. “Pemerintah Provinsi bersama kabupaten terdampak tengah mengidentifikasi kebutuhan jangka pendek serta upaya pencegahan untuk meminimalkan risiko bencana serupa di masa mendatang” tutup Amson.