MAKASSAR, SULSEL — Penguatan spiritual bagi perempuan tetap menjadi pondasi yang tak kalah penting, di tengah geliat pembangunan dan kesibukan dunia sosial. Melalui Kajian Islam bertema “Hijrah, Habis Gelap Terbitlah Terang”, Tim Penggerak PKK Kota Makassar menghadirkan momen penuh makna, dengan menghadirkan sosok inspiratif Angelina Sondakh.

Bertempat di Masjid Agung 45 Makassar, Kamis (17/7/2025), ratusan pengurus PKK dari tingkat kota, kecamatan hingga kelurahan, berkumpul untuk menyimak langsung kisah perjalanan hijrah seorang mantan publik figur yang kini dikenal sebagai pendakwah muslimah.

Kajian ini merupakan bagian dari program kerja Pokja I PKK Kota Makassar yang menekankan pentingnya pembinaan karakter dan spiritual perempuan. Ketua TP PKK Kota Makassar, Melinda Aksa, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya ajang tausiah, tapi juga ruang penguatan nilai dan ikatan emosional antarperempuan penggerak.

“Kehadiran Ibu Angelina Sondakh hari ini tentu bukan hanya sebagai narasumber, tapi juga sebagai inspirasi. Perjalanan beliau menunjukkan bahwa setiap orang bisa berubah, bisa bangkit dari keterpurukan, dan menemukan cahaya,” ujar Melinda dalam sambutannya.

Melinda juga menegaskan bahwa TP PKK tak hanya fokus pada program fisik dan sosial, tapi juga pembinaan rohani sebagai fondasi membangun ketangguhan perempuan, baik dalam rumah tangga maupun masyarakat.

“Kita ingin perempuan Makassar bukan hanya tangguh secara fisik dan sosial, tapi juga kuat secara spiritual,” tegasnya.

Ketua Pokja I PKK Kota Makassar, Siti Syahriati Syahrum, menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi langkah konkret pembinaan spiritual yang menyentuh sisi hati dan membuka kesadaran perempuan akan pentingnya karakter islami dalam keseharian.

“Kajian ini kita harapkan mampu menjadi pemantik perubahan positif. Kehadiran Ibu Angelina sangat istimewa karena beliau berbicara dari pengalaman, bukan teori,” ujarnya.

Dari Gelap Menuju Cahaya
Dalam tausiahnya, Angelina Sondakh tidak berbicara dari podium sebagai sosok sempurna. Ia bercerita sebagai manusia yang pernah jatuh dan berjuang bangkit. Ia mengaku bahwa titik balik hidupnya bermula dari keputusan menjadi mualaf, dan semakin dalam ketika harus menjalani masa tahanan selama 10 tahun.

“Saya bisa kuat dan menjadi seperti hari ini karena Allah meminta saya memperbaiki hati saya, terutama saat harus menjalani 10 tahun di penjara,” ungkapnya.

Di balik jeruji besi, ia justru menemukan cahaya, berhasil menghafal 15 juz Al-Qur’an, dan perlahan membangun kembali hubungan dengan dirinya sendiri dan Tuhan.

Angelina mengingatkan bahwa hijrah bukan sekadar penampilan luar, melainkan proses panjang membersihkan hati, menerima masa lalu, dan terus memperbaiki diri.

“Saya berdiri di sini bukan karena saya sudah sempurna, tetapi karena saya ingin membagikan cahaya yang Allah izinkan masuk ke dalam hidup saya. Saya berharap, cahaya itu juga menyentuh hati ibu-ibu semua hari ini,” ucapnya dengan suara bergetar.

Ia juga mengajak seluruh pengurus PKK untuk menjadi motor penggerak perubahan karakter di lingkungan masing-masing, dimulai dari rumah sendiri.

“Mari kita bawa satu cahaya dalam hati kita, agar setiap perilaku muncul dari niat yang tulus. Karena perempuan, umumnya, bertindak berdasarkan suara hati,” tuturnya.

Angelina pun menyampaikan terima kasih kepada Ketua TP PKK Makassar dan seluruh pengurus yang telah memberikan ruang untuk berbagi dan bertumbuh bersama.

“Saya sangat bersyukur bisa hadir di Makassar. Terima kasih telah mengizinkan saya menjadi bagian dari perjalanan spiritual ibu-ibu di sini,” katanya penuh haru.