MAKASSAR, SULSEL – Dekan Fakultas Pascasarjana Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof. Budu, resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon Rektor Unhas periode 2026–2030 dengan mengusung visi kampus sosio-entrepreneurship yang berdampak nyata bagi masyarakat.
Prof Budu menjadi pendaftar kedua setelah sebelumnya Rektor Unhas etahanan mendaftarkan diri pada 11 Agustus lalu. Pendaftaran berlangsung di Sekretariat Panitia Pemilihan Rektor (PPR) Unhas, lantai 4 Gedung Rektorat, Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, Jumat (22/8/2025).
Ketua Panitia Pemilihan Rektor (PPR) Unhas, Prof. Hasanuddin Tahir, mengonfirmasi kelengkapan 13 berkas yang diserahkan Prof. Budu sebagai bakal calon rektor. “Setelah panitia validasi, semua dokumen dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat,” jelas Hasanuddin.
Prof. Budu, menyampaikan rasa syukurnya usa mendaftar. “Saya bersyukur telah resmi menjadi bakal calon rektor. Terima kasih kepada tim yang membantu menyiapkan dokumen dan kepada panitia. Saya berkomitmen mengikuti semua tahapan dengan patuh agar pemilihan berjalan lancar,” ujarnya.
Dua Alasan Utama Pencalonan
Prof. Budu mengungkapkan dua alasan mendasar yang mendorong pencalonannya kembali. Pertama, pengalaman panjang lebih dari 30 tahun berkarier di Unhas mulai dari level dasar hingga memimpin unit strategis.
Rekam jejaknya meliputi Kepala Departemen Kesehatan Mata, Ketua Medical Education Unit, Wakil Dekan Fakultas Kedokteran, hingga Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Kerja Sama Internasional.
“Selama kepemimpinan saya sebagai Wakil Rektor IV, Unhas berhasil menembus Asian University Ranking dan mulai masuk World University Ranking. Sebagai Dekan Fakultas Kedokteran, saya mengantar program studi kedokteran meraih akreditasi internasional,” ungkap Prof. Budu.
Alasan kedua, panggilan hati untuk memberikan kontribusi lebih besar. “Unhas bukan sekadar tempat bekerja, tetapi rumah saya. Saya ingin mempersembahkan sisa waktu produktif untuk membawa Unhas lebih maju,” tegasnya.
Dokter spesialis mata ini juga menegaskan komitmennya menjadikan Unhas sebagai kampus sosio-entrepreneurship yang memberikan dampak nyata. “Unhas tidak boleh berhenti sebagai menara gading. Kampus ini harus berdampak, menjadi solusi bagi persoalan bangsa dan masyarakat,” tegas Prof. Budu.
Konsep ini menempatkan Unhas sebagai kampus yang tidak hanya mencetak wirausaha berbasis bisnis, tetapi juga menghadirkan inovasi dengan nilai tambah sosial. “Kewirausahaan sosial di Unhas harus berakar pada riset orisinal, berkualitas, dan berorientasi solusi,” jelasnya.
Prof. Budu menekankan pentingnya kualitas riset sebagai kunci kemajuan Unhas. “Laboratorium harus fokus dengan pembagian jelas: laboratorium riset murni dan laboratorium pembelajaran. Data riset harus asli dan menghasilkan paten serta teknologi tepat guna,” ungkapnya.
Ia mendorong setiap program studi dan fakultas menjadi ujung tombak riset dengan fokus penelitian sesuai bidang keilmuan masing-masing. Para profesor dan guru besar akan mendapat dukungan penuh, termasuk dana riset memadai untuk menghasilkan karya bermanfaat.
“Guru besar tidak boleh berhenti di kelas atau seminar. Mereka harus melakukan riset dengan dukungan anggaran. Dari situlah lahir inovasi berdampak,” tandas Prof. Budu.
Sebelum mendaftar, Prof. Budu berangkat dari Masjid Pascasarjana Unhas didampingi tokoh penting kampus, antara lain Prof. Yusran Jusuf (mantan Dekan Fakultas Kehutanan Unhas sekaligus Sekjen IKA Unhas 2022–2026), mantan Dekan FISIP UNHAS Prof. Armin Arsyad, Prof. Akbar, Prof. Harun, Rahmat Muhammad, Prof AB Takko, serta beberapa dosen Pascasarjana.
Penutup, Prof. Budu berharap Pemilihan Rektor (Pilrek) berjalan sehat, jujur, terbuka, dan bermartabat. “Banyak pihak bersama saya menginginkan UNHAS bergerak menuju perubahan eksponensial. Kampus ini harus berdampak lebih luas, baik bagi civitas akademika maupun masyarakat,” pungkasnya. (HL)