MAKASSAR, SULSEL – Pemerintah mempercepat rencana integrasi transportasi antarmoda di Sulawesi Selatan dengan menghubungkan jalur kereta api Makassar–Parepare ke pelabuhan dan terminal bus. Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menegaskan, integrasi ini menjadi bagian dari master plan jangka panjang transportasi Sulsel.

“Stasiun akan terintegrasi dengan Pelabuhan Garongkong, Makassar New Port, dan terminal bus. Kita ingin masyarakat merasakan kemudahan berpindah moda transportasi di Sulawesi Selatan,” kata Dudy dalam keterangannya, Senin (18/8/2025).

Stasiun Mandai diproyeksikan sebagai pusat integrasi dengan pembangunan Terminal Bus Integrasi Mandai di lahan 2,5 hektare.

Dari total lahan 16,4 hektare di kawasan ini, pemerintah telah memanfaatkan 1 hektare untuk stasiun dan akses jalan, sementara sisanya akan dipakai untuk kantor operasional, fasilitas pendukung, dan rumah susun pegawai.

Selain Mandai, pemerintah juga menyiapkan Stasiun Garongkong yang terhubung langsung dengan Pelabuhan Garongkong. Dari total 46,6 hektare lahan yang tersedia, 2,5 hektare sudah digunakan untuk akses jalan dan stasiun, sedangkan 43,9 hektare sisanya akan dikembangkan sebagai kawasan konsolidasi dan integrasi pelabuhan.

Integrasi berikutnya mencakup Stasiun Mandai dengan Makassar New Port, yang kini masih dalam tahap pembebasan lahan. “Rencana induk ini sudah cukup matang. Namun pembangunan bersifat bertahap dan membutuhkan proses panjang,” ujar Dudy.

Seiring dengan pengembangan kawasan, jumlah penumpang kereta Makassar–Parepare terus meningkat. Pada 2023, jumlah penumpang tercatat 214.720 orang, naik menjadi 281.442 orang pada 2024.

Hingga Juli 2025, jumlah penumpang sudah mencapai 181.895 orang. Tingkat kepuasan masyarakat juga meningkat, dari 3,1 pada 2023 menjadi 3,34 pada 2024 dengan skala 4.

Hingga kini, jalur kereta yang sudah beroperasi, baru melintasi Kabupaten Barru, Pangkep, dan Maros.(HL)